Senin, 02 Februari 2009

DK Kirim Surat Resmi ke Pusat, Ditembuskan ke Presiden SBY

*Minta Juklak PP Nomor 2 Segera Diterbitkan

Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (DK FTZ BBK), minta pusat tak berlama-lama lagi menerbitkan petunjuk pelaksana (juklak) Peraturan Pemerintah (PP) No 2 Tahun 2009 tentang kepabeanan,

perpajakan dan cukai serta pengawasan atas pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di kawasan BBK.
''Cukup-lah penantian panjang menunggu terbitnya pengganti PP 63 saja. Pusat jangan lagi menambah penantian dengan berlama-lama menerbitkan juklak PP Nomor 2. Selama ini kita telah sangat bersabar. Perlu diketahui, penerapan FTZ bukan saja

menguntungkan Kepri, akan tetapi menguntungkan Indonesia secara luas,''ujar Ketua DK melalui Sekretaris DK FTZ BBK, Jon Arizal, Senin (2-2-2009).
DK sendiri, terus melakukan monitor terhadap perkembangan pembahasan juklak oleh pemerintah pusat. Bahkan, baru-baru ini DK telah melayangkan surat resmi ke Menteri Keuangan RI yang ditembuskan ke Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta Kementerian Keuangan segera merampungkan juklak PP Nomor 2.
''Jawaban pusat, secara tekhnis draf juklak telah rampung. Jika tak ada aral, minggu ini pusat telah menerbitkan juklak PP Nomor 2 tersebut. Kita berharap, pusat tak berlama-lama lagi,''tutur Jon Arizal.
Dalam draf PP Nomor 2, ditetapkan beberapa aturan mengenai pembongkaran dan pengangkutan barang, pemasukan dan pengeluaran barang ke kawasan bebas dari luar daerah kepabeanan, pemasukan dan pengeluaran barang ke kawasan bebas dari tempat lain dalam daerah pabean, serta pemasukan dan pengeluaran barang ke kawasan bebas dari kawasan bebas lainnya.
Proses pemasukan barang di lokasi pelabuhan FTZ mengacu PP Nomor 2, salah satu harus ada izin Badan Pengelolaan Kawasan (BPK) setempat. Karena itu, masih kata Jon Arizal, DK minta BPK harus pro-aktif, tanggap, dan cepat melaksanakannya di lapangan.

Penegasan ini katanya pernah juga disampaikan Presiden SBY saat meresmikan operasional FTZ BBK baru-baru ini, agar penerapan sesegera mungkin dilaksanakan. Jajaran Bea Cukai (BC) sebagai aparat yang menangani langsung di lapangan, hanya memperbolehkan barang masuk jika melengkapi persyaratan impor yang telah diatur dalam PP Nomor 2, antara lain memiliki SIUP, TDP, Angka Pengenal Impor, Nomor Induk Kepabeanan dan sebagainya.
DK sendiri memastikan jika kalangan pengusaha belum memiliki Nomor Induk Kepabeanan, saat mengurus tak akan dibebankan dengan rentang waktu yang lama lagi. Selama ini, katanya pengurusan Nomor Induk Kepabeanan harus menunggu minimal sebulan, baru dikeluarkan Dirjen Bea Cukai pusat. ''Prosesnya akan dipercepat dan ada kemudahan lain, dimana jika pengusaha telah mengajukan pengurusan Nomor Induk Kepabeanan, meski keputusan belum dikeluarkan Dirjen Bea Cukai, pengusaha yangbersangkutan bisa melaksanakan pemasukan barang,''ujar Jon Arizal. (***)
Read More..

Kamis, 15 Januari 2009

Aku, Agen Inteligen


















(.... angkat tangan, anda telah mengganggu ketentraman rumah saya.....)


Kamis, 15 Januari 2008, sekitar pukul 04.18 subuh, aku tersentak dari tidur. Di belakang rumah, terdengar suara berisik, seperti ayam jago tengah beradu. Aku langsung beranjak dari peraduan. Awalnya, lampu dapur hendak kunyalakan, tapi daya hayalku langsung menghampiri.
''Seandainya aku seorang agen inteligen yang tengah melakukan pengejaran terhadap Target Operasional (T.O), bisa bahaya jika lampu kunyalakan. Bagusnya, kuintip dulu T.O, baru kusergap,''hayalanku mulai merayu.
Dengan cara mengendap-endap, kakiku mulai melangkah ke lokasi sumber suara. Tak lupa aku bawa juga sepucuk pistol mainan anak bontotku, kaliber 2003, merk Fharel. Sebelum tirai penutup jendela kubuka, aku sempatkan liat kiri-kanan, memastikan lokasi sekitarku aman. Maklum, saat itu ruangan dapur gelap gulita, hanya mengandalkan temaram lampu depan.
Dengan perlahan, jari tanganku mulai merengkuh bagian bawah kain tirai. Sangat perlahan sekali. Agar, si pembuat usik tak mengetahui aksiku.
Saat itu, aku pun memastikan, aksi benar-benar tak diketahui. Pasalnya, suara berisik tetap terjadi. Seterusnya, kudekatkan kepalaku di bagian kaca nako yang sedikit telah tersibak tirai. Mataku, lantas meneropong asal suara berik.
''Kok, tak ada yang mencurigakan, ya.. padahal, suara berisik terus terjadi,''kataku dalam hati.
Rasa penasaranku terus mengusik. Sekitar 15 menit, mataku terus menunggu, siapa pelakunya. Namun, tetap saja tak kelihatan jelas. Akhirnya, kuberanikan diri menyibak tirai secara luas. Alangkah kaget tubuhku, ternyata sumber berisik berasal dari kucing tetanggaku. Kepalanya terbungkus kantong plastik kresek. Ia berusaha keras melepaskan kantong dari kepalanya, dengan berbagai cara, .... Ada-ada saja. Aku pun lantas beranjak dari lokasi persembunyian dan kembali naik ke peraduan. Belum sempat memicingkan mata, tangan isteri tersayangku merengkuh tanganku,''Bang, Bang...Bang...Bangun, Shalat Subuh....,''ujarnya. (***)
Read More..

Kamis, 01 Januari 2009

Selamat Menjalani Tahun 2009


















Tahun 2008, anda masih mengenal saya, masih teman saya, masih bersama-sama, masih bersenda gurau, masih ganteng, masih dermawan, masih cinta, masih bohong, masih suka menolong, masih royal, masih dekat ama pejabat, masih suka usil, masih marah, masih dingin, masih berdosa, masih acuh, masih kesel, masih sombong, masih ganteng, masih baik, masih dermamawan, masih, masih dan masih lainnya. Tahun 2009, kita tak tau apa bakal terjadi. Untuk mengetahui, mari bersama-sama kita lalui dengan tanggungjawab, ........
Selamat Menjalani Tahun Baru 2009 Read More..

Jumat, 19 Desember 2008

Pesta Rakyatkah.... ?

* Sebuah renungan buat kita semua


Calon legislatif telah mulai memainkan jurus tebar pesona. Banyak gaya dan sok jual diri, bukan aturan larangan. Yang banyak uang, foto disebar setiap penjuru, yang malu-malu tetap menunggu, yang tak punya uang mulai belagu. Weleh..weleh...weleh....

Keindahan kota mulai 'tercemar' oleh spanduk, baliho, poster. Dari muka tersenyum simpul hingga ngakak lebar, terpajang. Orang yang lihat terkadang malu hati, karena mata dalam gambar terus mengikuti, mengajak agar yang lihat terpikat. Disukai atau tidak, inilah realita pesta demokrasi, pesta milik rakyat. Tapi, rakyat mana yang menikmati, hingga kini terus menjadi pertanyaan banyak warga.

Saya pun tertarik dengan kalimat pesta rakyat ini. Dalam pikiran sempit saya (sorry, saya khan juga rakyat, bro), kalimat pesta rakyat tak perlu disebar-luaskan, karena pesta bukan milik semua rakyat melainkan hanya terfokus pesta milik calon legislatif saja. Yang namanya rakyat kebanyakan tetap melihat, mendengar dan menunaikan tahapan pemilu saja. Apakah ini yang namanya pesta rakyat, .... ?

Mengapa saya katakan hanya baru sebatas milik calon legislatif, pasalnya jika dikaitkan dengan pemajangan spandul, baliho dan umbul-umbul, rakyat belum dapat apa-apa dari pesta yang dimainkan. Rakyat baru sebatas melihat dan mendengar, ya khan...?

Calon legislatif pesan ke usaha percetakan, keluar duit, ambil pesanan, minta orang suruhan pasang, dan terpajang-lah yang dipesan tadi. Keputusan saya, ini bukan pesta tapi hanya sebatas pamer wajah agar dilihat warga. Dalam bahasa krennya, tebar pesona.

Harapan saya pada calon legislatif, tak perlu memperbanyak baliho, spanduk dan umbul-umbul. Uang yang dikeluarkan buat pembuatannya sangat besar. Yakin-lah, bukan foto baliho, spanduk atau umbul-umbul yang akan memenangkan tapi usaha dan jerih payah calon selama ini di tengah masyarakat.

Sudah banyak berbuatkah ? Sudah berjuangkah untuk kepentingan masyarakat ? Modal inilah yang akan membantu calon legislatif meraih kursi DPRD. Upaya ini juga harus menjadi renungan seluruh anggota legislatif, so tentunya yang kembali mencalonkan diri.

Jika selama ini hanya sebatas pengangguran banyak acara saja dan anggota dewan yang hanya sebatas datang, duduk dan dengar saja, saya berharap, jangan-lah banyak keluarkan duit. Simpan, dan jika mau dikeluarkan juga, mohon sedekahkan-lah pada rakyat miskin .... (***)


Read More..

Kamis, 04 Desember 2008

Pelamar Kecewa Pengumuman CPNS Pemprov Terlambat

Keterangan gambar : Pegawai adalah pelayan masyarakat. Mereka harus mampu menjalankan tugas berpedoman transparansi dan profesional. Tampak, suasana Pelantikan PNS di lingkungan Pemprov Kepri. Gambar diambil oleh Fotografer Batam Pos.

Oleh Zekma Albert

Para pelamar CPNS Pemprov Kepri merasa kecewa akibat keterlambatan pengumuman oleh pihak Panitia Penerimaan CPNS Pemprov Kepri. Bahkan, ada yang menduga keterlambatan menunjukkan panitia tidak profesional, dan sengaja diciptakan agar pihak tertentu leluasa melakukan perbaikan dokumen calon yang diluluskan.

"Masa, jadwal pengumuman yang seharusnya telah disampaikan, mengalami keterlambatan. Ini namanya belum profesional. Panitia penerimaan harus diminta pertanggungjawaban,'' ungkap Khairul Syalam, pelamar CPNS Pemprov Kepri.

Tak saja Khairul yang menyesalkan keterlambatan, pelamar lainnya juga sependapat dengannya. Mereka menilai, jajaran Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Kepri, sebagai institusi penyelenggara penerimaan CPNS, terkesan kurang transparan menjalankan tugas dan kewajiban.

''Jauh hari sebelum penerimaan CPNS, Kepala BKD dan Sekretaris BKD Kepri, Azza Faroni, dengan lantang menyuarakan di beberapa media, perekrutan CPNS Pemprov Kepri akan dilaksanakan sesuai ketentuan. Tapi, melihat kenyataan keterlambatan pengumuman, kita jadi bertanya-tanya. Kok, hasil seleksi administrasi saja mengalami keterlambatan. Ada apa ini ?,'' tegas pelamar lainnya, enggan namanya dipublikasikan.

Pelamar ini menambahkan, ia pernah bertanya pada salah seorang panitia penerimaan CPNS Pemprov, proses pemeriksaan berkas lamaran calon yang dikirim Kantor Pos, langsung diperiksa panitia. Sebanyak apa pun berkas lamaran yang masuk katanya tak akan mengalami keterlambatan, karena langsung dilakukan pemeriksaan panitia yang jumlahnya sangat banyak.

Pantauan di lapangan kemarin, selain dari kalangan pelamar, keterlambatan hasil seleksi berkas administrasi CPNS Pemprov Kepri juga disesali lapisan masyarakat. Warga mengklaim, keterlambatan membuktikan ketidakbecusan panitia menjalankan tugas yang telah diamanahkan pada mereka.

''Pak Gubernur Kepri, tak boleh membiarkan keadaan ini. Minimal, ada warning pada seluruh panitia penerimaan, termasuk Kepala BKD Pemprov Kepri. Pasalnya, selama ini keterlambatan tak pernah terjadi. Saya rasa, hanya Pemprov Kepri yang mengalami hal ini,'' ujar Direktur Eksekutif Komite Amanat Masyarakat Independen, La Ode Iwan Kamaruddin.

Lanjutnya, panitia terkesan tidak memperdulikan keresahan masyarakat dan pelamar yang tengah menantikan hasil kelulusan administrasi diumumkan. Idealnya, jika panitia bersikap jantan, saat jadwal H kelulusan, Rabu (4/12), mereka akan mengumumkan ke lapisan masyarakat penyebab keterlambatan.
''Jika ada alasan nyata, pelamar dan lapisan masyarakat tentu tak tanda tanya," tuturnya.

Secara terpisah, Kepala BKD Pemprov Kepri, Zulkifli, ketika diminta tanggapan mengatakan keterlambatan disebabkan adanya berkas lamaran susulan yang berasal dari kantor Pos. Panitia penerimaan katanya tak bisa menolak berkas karena cap pos berkas lamaran dari kantor Pos ini tidak terlambat atau sesuai batas akhir pengiriman berkas lamaran.

''Jumlahnya tak sedikit, yakni mencapai ribuan berkas. Kita terpaksa melakukan pemeriksaan terhadap berkas susulan ini. Karena, berkas tersebut tak terlambat dikirim,'' ujar Zulkifli. (***) Read More..

Minggu, 30 November 2008

Raja Ali Haji dan Engku Putri, Menginspirasi Kemajuan Negeri

Kebesaran nama Raja Ali Haji mampu membangkitkan khazanah budaya melayu khususnya di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri. Salah satu perangko berlatar gambar Raja Ali Haji yang baru diluncurkan. (gambar diambil oleh Cipi Ckandina, fotografer Batam Pos)

(Zekma Albert-Tanjungpinang)

Raja Ali Haji (1808) meninggalkan hasil karya tak ternilai. Pada masa kejayaannya abad ke-19, masa kejayaan Riau-Lingga, Raja Ali Haji mewariskan kitab-kitab Tuhfat al-Nafis, Silsilah melayu dan Bugis, Gurindam 12, Syair Abdul Muluk, Syair Suluh Pegawai, Kitab Pengetahuan Bahasa dan banyak hasil karya lainnya. Ia pun dinobatkan sebagai pahlawan nasional sekaligus tokoh penting di bidang sejarah, bahasa, satra dan agama Islam.

Sejumlah peneliti, penulis dan ilmuan luar dan dalam negeri, akhirnya menyimpulkan karya Raja Ali Haji memuat gagasan pengembalian kejayaan melayu, di samping sebagai bagian dari kegelisahan zamannya atas keadaan di bawah tekanan kolonial, pada zamannya.

Banyaknya peninggalan yang diwariskan Raja Ali Haji, kemudian melambungkan nama Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, sebagai salah satu kota kaya peninggalan sejarah. Makam Raja Ali Haji yang terletak di Pulau Penyengat, mampu mengundang daya tarik wisatawan lokal dan luar, untuk menyinggahinya. Di Pulau Penyengat ini pula, hingga kini ditemui lokasi bekas masa kejayaan berikut tokoh bersejarah lainnya, seperti Masjid Penyengat, gedung tabib Raja Haji Daud, Makam Engku Puteri, dan beberapa mkam lainnya.

Selain itu, ada pula bekas istana Marhum kntor yang Dipertuan Muda Riau VIII, lokasi kubu-kubu dan benteng, bukit bahjah kediaman Raja Ali Kelana, komplek rumah keluarga Raja Ali Haji, dan banyak bekas peninggalan bersejarah lainnya.

Harimurti Kridalaksana, dari Universitas Indonesia, saat menjadi pembicara seminar Tamaddun Melayu Dunia Melayu Dunia Islam, sempena 200 tahun Raja Ali Haji yang dipusatkan di Pulau Penyengat Tanjungpinang, Sabtu (29/11) menyimpulkan Raja Ali Haji adalah ahli bahasa yang piawai selain sastrawan kreatif dan penulis sejarah.

Mengenang Raja Ali Haji, lanjutnya salah satu ingatan tertuju warisan kamus bahasa arab yang sususannya tak seperti kamus-kamus modern yang berdasarkan urutan abjad. Dalam tradisi Arab, kitab pengetahuan bahasa Raja Ali Haji, kata kepala disusun berdasarkan panjang pendeknya sebuah kata tidak berurutan abjad.

Raja Ali haji bukan hanya melihat aspek-aspek tekhnis bahasa Arab yang dapat atau tak dapat diterapkan dalam bahasa Melayu, tetapi juga semangat dan perasaan nasionalisme, bahwa apa yang ada dalam Bahasa Arab, pasti ada dalam bahasa Melayu. ''Jadi, pantas dan layak kalau Raja Ali Haji diangkat menjadi pahlawan nasional karena prestasinya dan semangat nasionalisme seperti ini,''ujar Harimurti Kridalaksana.

Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah berpesan, generasi muda Kepri harus mampu melahirkan kreasi dan hasil karya yang positif. Peran generasi muda saat ini katanya sangat menentukan masa depan dan kemajuan daerah. Jangan pernah terperdaya oleh hasutan dan tradisi yang menyesatkan. Generasi muda harus selalu berpedoman pada kepahlawaan Raja Ali Haji, yang banyak meninggalkan warisan sejarah budaya melayu.

''Kepahlawanan Raja Ali Haji harus harus jadi inspirasi kemajuan negeri. Generasi muda harus banyak melahirkan karya nyata sesuai bidang keahlian masing-masing,''pesan Gubkepri, Ismeth Abdullah.

Seminar Tamaddun Melayu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) sendiri, dihadiri Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah, Wakil Gubernur Kepri, M Sani, Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri, M Jusuf, Wali kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, kalangan akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, aktifis, dan birokrat. Selain menghadirkan Harimurti Kridalaksana dari Jakarta, seminar melayu ini juga menghadirkan pembicara Rida K Liamsi dan Abdul Malik dari Kepri, Abu Hasan Sham dan Latif Abu Bakar dari Malaysia, serta Yan Van Der Putten dari Singapura.

Pembicara Rida K Liamsi yang juga CEO Riau Pos Group membawakan topik Engku Putri, Perempuan yang Melawan dengan Seribu Kata. Rida mengatakan sosok Engku Putri (anak Raja Haji Fisabilillah) dalam upaya mempertahankan regelia Kerajaan Riau Lingga, diharapkan mampu menjadi inspirasi generasi muda saat ini. Kepahlawanan yang dilakukan Engku Putri katanya bukan hanya ditandai dengan perjuangan melawan penjajahan dan penindasan dengan bedil dan meriam. Bukan hanya persimbahan darah dengan kematian yang mengerikan. Tetapi juga perlawanan dengan budaya, perjuangan dengan kata-kata, dengan ketegaran hati dan sikap tidak menyerah dalam mempertahankan kedaulatan dan harkat negeri.

Perjuangan yang dilakukan Engku Putri, adalah perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan yang ingin merampas kedaulatan Riau-Lingga melalui perampadan terhadap simbol kedaulatan kerajaan Riau-Lingga. Perlawanan menentang sikap zalim dan kejam para penjajah dalam menindas dan merendahkan harkat dan martabat suatu negeri, sebuah bangsa yang bernama Melayu. Sebuah rumpun bangsa, sebuah negeri, sebuah tradisi yang ratusan tahun sudah tegak dan berperan membangun rantau di nusantara ini.

Engku Putri, lanjut Rida K Liamsi, tidak menembakkan meriam, tidak mengangkat kelewang, tidak seperti ayahandanya Raja Haji Fisabilillah. Tapi, beliau melawan dengan keteguhan hati, kekuatan jiwa. Beliau melakukan pemberontakan secara kultural terhadap kekuasaan asing yang ingin menghancurkan kebudayaan sebuah negeri. Perlawanan budaya ini katanya juga pernah dilakukan tahun 1902 dan 1903, ketika Sultan Abdurrahman Muazzamsyah (1885-1911) memerintahkan agar bendera kolonial Belanda tidak dipasang di kapal kebesarannya. Dan, beliau juga pernah memerintahkan pembesarnya agar memasang bendera kerajaan Riau-Lingga di atas bendera Belanda di Pulau Penyengat.

Peristiwa ini akhirnya menimbulkan kemarahan residen Belanda, kala itu. Dan, menuduh Sultan Abdurrahman Muazzamsyah telah membangkang dan memberontak. Sebuah pemberontakan kultural yang jauh lebih tajam dan keras dampaknya dari pada perlawanan bersejarah.

''Kebesaran melayu itu, jauh sebelum kita hadir. Kebesaran melayu ini harus kita pertahankan. Dan, kebesaran melayu harus menjadi inspirasi untuk mempertahankan jati diri negeri,''kata Rida K Liamsi. (***) Read More..

Minggu, 23 November 2008

Kota Sejarah Itu Bernama Tanjungpinang


Monumen Gurindam 12 di lokasi pusat jajanan Ocean Corner Tepi Laut Tanjungpinang. Gambar diambil oleh Cipi Ckandina, Fotografer profesional Batam Pos, koran masyarakat Provinsi Kepri...



Kebesaran nama Tanjungpinang sebagai kota kaya menyimpan peninggalan sejarah telah terjadi jauh sebelum Provinsi Kepri terwujud. Ketersohoran kota berjulukan Gurindam ini mampu mengundang daya tarik wisatawan mancanegara mau pun wisatawan lokal, untuk menyinggahi. Sangat beralasan pula, jika ada orang luar berkunjung ke wilayah Provinsi Kepri bergumam tak afdal jika tak menyinggahi Kota sejarah Tanjungpinang.
Peninggalan sejarah Tanjungpinang tidak terlepas masa kejayaan Kerajaan Melayu Johor-Riau zaman dulu. Masa kejayaan pun semakin melaju saat Sultan Abdul Jalil Syah berkuasa. Kebijakan pemerintahan beliau, paling dikenang antara lain membuka Bandar perdagangan yang terletak di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai Carang, Hulu Sungai Riau (lokasi batu 8 atas arah Tanjunguban-red).
Pembukaan bandar perdagangan ini kemudian menjadikan Kerajaan Melayu Johor-Riau menjadi besar. Kapal-kapal kerajaan lain pun kemudian singgah. Akhirnya, Tanjungpinang saat itu menjadi pintu masuk ke Sungai Bintan.
Masa kejayaan kerajaan Melayu-Riau ini, kemudian memberikan kontribusi pada pengembangan Kota Tanjungpinang, setelah Indonesia merdeka. Peninggalan sejarah yang ditinggalkan masa kejayaan Melayu-Riau dijadikan aset berharga pemerintah Kota Tanjungpinang.
Berpijak pengalaman sejarah inilah, akhirnya orang mengenal, Kota Tanjungpinang kaya peninggalan sejarah. Beberapa tahun belakangan, Pemerintah Kota Tanjungpinang yang dinakhodai Wali kota Suryatati A Manan menggencarkan promosi peninggalan sejarah ini melalui sebuah situs bernama www.visittanjungpinang.com. Situs ini mengemas secara lengkap dan deteil peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini, seperti komplek Istana Kantor. Komplek ini juga dikenal dengan sebutan Istana Raja Ali dan dibangun sekitar tahun 1844. Pada zamannya, selain sebagai kediaman juga sebagai kantor. Komplek istana ini berukuran 110 meter persegi, dikelilingi oleh tembok. Keagungan gedung ini masih dapat terlihat seperti kamar mandi putri yang unik, teras, gerbang dan menara.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Wan Kamar, kehadiran situs ini bertujuan memudahkan wisatawan untuk mengetahui peningggalan sejarah apa saja yang ada di Kota Tanjungpinang. Kendati promosi telah sering dilakukan, baik di dalam mau pun luar negeri, kehadiran situs ikut pula memberikan kontribusi langsung upaya mempromosikan peninggalan sejarah yang dimiliki Kota Tanjungpinang.
''Kita patut bersyukur, kehadiran situs ikut memberikan kontribusi peningkatan jumlah wisatawan berkunjung ke Tanjungpinang. Bahkan, ada wisatawan mancanegara mengaku langsung ke saya, ia tertarik menyinggahi Tanjungpinang karena kaya peninggalan sejarah, yang termuat dalam situs kepariwisataan kota Tanjungpinang,''tutur Wan Kamar, kemarin.
Peninggalan sejarah lain tak kalah menarik, yang telah di promosikan melalui situs mau pun promosi lainnya, lanjut Wan Kamar juga ada Masjid Raya Sultan Riau, Komplek Makam Daeng Marewah, Gedung Mesiu, Benteng Pertahanan Bukit Kursi, Komplek Makam Raja Jakfar, Kawasan Pecinaan Senggarang, Kota Lama, Komplek makam Engku Putri, Komplek Makam Daeng Celak, dan sebagainya.
Masjid Raya Sultan Riau, terletak di Pulau Penyengat. Mesjid ini di bangun pada 1 Syawal 1245 H atau tahun 1832 M. Dibangun atas inisiatif dari Yang dipertuan muda ke-7 Raja Abdurrahman. Mesjid ini memiliki panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, serta memiliki arsitektur yang khas, diantaranya terdapat 4 buah tiang penyangga di dalamnya, juga terdapat 4 buah menara di setiap sisinya dan 13 buah kubah, sehingga jika di jumlahkan menara dan kubahnya berjumlah 17, sesuai dengan jumlah rakaat sholat sehari semalam bagi umat islam.keunikan lain dari masjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran bahan bangunannya. Di dalam mesjid ini terdapat sebuah kitab suci Al-Quran yang di tulis tangan.
Komplek Makam Daeng Marewah, terletak di lokasi Hulu Riau. Daeng Marewah merupakan Yang Dipertuan muda I kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman, terjadi perebutan tahta oleh pihak raja kecil dari Siak. Pihak Sultan Sulaiman meminta bantuan pihak-pihak bugis. Peperangan itu akhirnya dimenangkan pihak Sultan Sulaiman. Dan, atas balas jasa, maka diberikanlah jabatan Yang dipertuan Muda kepada Pihak Bugis. Di komplek makam Daeng Marewah ini juga terdapat makam Tun Abas. Beliau adalah Bendahara Sri Maharaja Kerajaan Riau-Johor. Dan dari garis keturunnya inilah sultan-sultan Johor berasal.
Gedung Mesiu, terletak di Pulau Penyengat. Gedung ini digunakan sebagai gudang tempat menyimpan obat bedil. seluruh bangunannya merupakan tembok beton berbentuk segi empat dengan atap berbentuk runcing. Benteng Pertahanan Bukit Kursi, terletak di Pulau Penyengat. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Haji. Pada masa itu Raja Haji menjadikan pulau penyengat sebagai basis pertahanan. Benteng ini disebut sebagai benteng yang modern pada zamannya.Dari atas bukit ini kita dapat melihat pemandangan kota tanjungpinang yang indah. Komplek Makam Raja Jakfar, terletak di di Pulau Penyengat. Komplek ini adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil, disamping terdapat kolam tempat berwudhu untuk solat. Raja Jakfar adalah Yang Dipertuan Muda ke-6 Kerajaan Riau-Lingga. Pada masa pemerintahannya beliau menata dan Raja Jakfar memindahkan pusat kedudukan Yang dipertuan muda dari Hulu Riau ke Pulau Penyengat.
Peninggalan sejarah lainnya yang ada di Kota Tanjungpinang, adalah Kota Lama yang terletak di Hulu Riau. Kawasan Kota lama merupakan kawasan pertama kalinya dibangun bandar yang ramai yang kemudian dikenal dengan Bandar Riau. Pada masa lalu kawasan ini merupakan bandar perdagangan yang ramai yang bahkan menyaingi bandar Malaka. di kawasan ini masih terdapat reruntuhan istana kota lama.
Komplek makam Engku Putri, terletak Pulau Penyengat. Komplek makam Engku Putri Raja Hamidah, Engku Purti adalah Purti Raja Haji Fisabilillah, beliau merupakan Permasuri dari Sultan mahmud. Menurut sumber sejarah, pulau penyengat merupakan mas kawin dari sultan mahmud. Engku Putri merupakan wanita yang sangat berpengaruh di kerajaan riau – lingga. Karena beliau merupakan pemegang Regelia, atau alat – alat kebesaran penobatan sultan. Dalam komplek makam ini juga terdapat makam Raja Ali Haji. Merupakan tokoh budayawan dan negarawan di kerajaan riau. Dan merupakan pahlawan nasional di bidang Bahasa.
Masih kata Wan Kamar, pihaknya optimis, dengan adanya peninggalan sejarah di Kota Tanjungpinang, Pemerintah Kota optimis merealisasikan target Visit Tanjungpinang 2011 dengan target kunjungan sekitar 15 ribu wisatawan. ''Promosi telah gencar kita lakukan. Selain melalui situs kepariwisataan, juga melalui promosi langsung dan promosi dalam bentuk yang lain,''pungkasnya. (zekma) Read More..