Rabu, 27 Agustus 2008

Ketua DK Siap Cabut Sendiri PP 63


Ketua Dewan Kawasan (DK) FTZ, Ismeth Abdullah menegaskan jika pemerintah pusat tak kunjung memutuskan pencabutan PP 63 tahun 2003 tentang penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di Batam, maka DK FTZ akan mengambil keputusan sendiri.


”Kita telah lama menanti pencabutan PP 63. Pusat tak kunjung memberi putusan. Jika masih lambat juga, kita pastikan DK FTZ sendiri yang akan putuskan,’’ tegas Ismeth Abdullah, usai menghadiri syukuran penempatan gedung Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kepri di Senggarang.


Ismeth menyebut jika PP 63 masih tetap diberlakukan di Pulau Batam, tentu akan berbenturan dengan penerapan FTZ BBK yang akan segera terealisasi. ’’Personel BPK telah ditetapkan. Setelah itu, menyusul kelengkapan yang lain. Jika semua telah lengkap, FTZ dilaksanakan. Payung hukum yang berbenturan akan dicabut,’’ ujar Ismeth yang juga menjabat Gubernur Kepri ini.


Kesepakatan mencabut PP 63 didasari penerapan FTZ BBK hasil rapat bersama DK belum lama ini. Jika selama ini hanya Batam ditetapkan sebagai kawasan berikat, kondisi itu tak berlaku sejak BBK ditetapkan sebagai FTZ. Oleh sebab itu sudah saatnya PP 63 dicabut dan diganti payung hukum pemberlakuan FTZ BBK.


Sebelumnya, Ismeth Abdullah telah mengatakan pada koran ini Agustus 2008, deadline terakhir penyiapan sarana dan prasarana penunjang pemberlakuan FTZ BBK. Beliau optimis akan terlaksana menyusul telah terbentuk Tim percepatan FTZ dan penyediaan Sekretariat DK FTZ di Tanjungpinang.


Keberadaan sekretariat yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Tanjungpinang lanjutnya memudahkan DK melayani calon investor yang datang. Selama ini katanya DK mengalami kesulitan menerima calon investor luar karena belum tersedia gedung sekretariat DK. Bahkan, beberapa kali calon investor yang menyingahi Kepri, terpaksa diterima di lokasi kantor Gubernur Kepri.


”Lembaga DK FTZ terpisah dari Pemprov Kepri. Kita berdiri masing-masing. Karena itu, Sekretariat DK harus ada dan saat ini tinggal penempatan saja,’’ujar Ismeth. Untuk BPK Pulau Bintan, Ismeth mengatakan karena ada dua pemerintahan yakni Pemko Tanjungpinang dan Pemkab Bintan, DK mengambil keputusan dilakukan pemisahan. BPK Tanjungpinang berdiri sendiri dan BPK Bintan berdiri sendiri. (zekma)

Read More..

Mahasiswa Umrah Kesurupan

Sehari setelah aktivitas Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kepri berpindah ke lokasi baru di Senggarang, Rabu (27/8) sekitar pukul 13.00 siang kemarin, tiba-tiba belasan mahasiswa baru yang tengah menjalani masa orientasi pengenalan kampus (Ospek) kesurupan.


Rektor Umrah, Maswardi M Amin, ketika diminta tanggapannya, mengakui insiden tersebut. Jumlahnya sekitar 14 mahasiswa. Awalnya lanjut Maswardi, hanya 4 mahasiswa yang kesurupan. Mereka langsung ditangani menggunakan jasa tokoh agama dan ”orang pintar” setempat. ”Saya langsung mengambil keputusan, jam 01.30, kegiatan ospek ditutup. Seluruh mahsiswa baru dipulangkan menggunakan bus yang telah disediakan,’’ ujar Maswardi M Amin.


Menurut laporan yang ia terima, insiden terjadi setelah rombongan Wakil Gubernur Muhammad Sani meninggalkan lokasi. Kunjungan Wagubkepri sempena menjalin nota kesepahaman (MoU) Pemprov dengan Umrah tentang larangan pemakaian obat terlarang, pergaulan bebas dan pengaktifan kegiatan pramuka.


”Setelah penandatanganan MoU selesai, mahasiswa baru diistirahatkan. Kita juga shalat bersama. Rencana, setelah shalat, anak-anak diarahkan melakukan kegiatan pembersihan pekarangan kampus. Sebelum kegiatan dilakukan, sekitar 4 orang kesurupan,’’ ungkap Maswardi.


Insiden, pun terus berlanjut. Setelah 4 mahasiswa pertama terkena dan telah disembuhkan, insiden kemudian menimpa satu-persatu mahasiswa lainnya. Mahasiswa yang kesurupan, bukan satu fakultas saja melainkan semua fakultas. ‘’Semua gedung ada ‘penghuni’nya. Karena, mahasiswa yang kesurupan tengah berada dalam gedung. Jumlahnya capai 14 orang,’’ tutur Maswardi.


Terkait insiden ini, rektor pertama Umrah ini mengatakan pihak managemen mengambil beberapa langkah. Antara lain segera mengundang tokoh agama dan ‘orang pintar’ setempat.


‘’Jika tak ada aral, besok (hari ini-red), managemen akan menggelar pertemuan bersama mereka,’’ katanya.
Informasi lain yang diperoleh Batam Pos terkait insiden kesurupan belasan mahasiswa Umrah mengatakan mahasiswa yang terkena mencapai puluhan orang. Mereka yang keserupan itu kebanyakan perempuan, rata-rata dari jurusan Kelautan, dan sebagaian kecil dari jurusan F-KIP serta Bahasa.


Kesurupan berawal dari salah seorang mahasiswi peserta di ruang konsumsi kampus yang belum lama ditempati itu. Mahasiswi tersebut seketika mengerang, berteriak histeris. Beberapa mahasiswa, termasuk mahasiswa senior kemudian menolong mahasiswi yang kesurupan tersebut dan membawanya ke aula.


Diperkirakan, mereka yang kesurupan berjumlah 20-an dari sekitar 700 peserta ospek. Mereka diantaranya bisa disadarkan dengan dibantu masyarakat sekitar. Dengan kejadian itu, ospek di hari itu dibubarkan sebelum ditutup secara resmi. Kampus Umrah yang disenggarang itu baru ditempati saat ospek dilangsungkan. (zekma)

(batampos, 28 Agustus 2008) Read More..

Minggu, 03 Agustus 2008

Di Mana Pun Berada, Kau Selalu Dibutuhkan

Dalam seminar bisnis di Kota Tanjungpinang, beberapa waktu lalu, kebetulan saya salah satu peserta, ada pesan yang tak terlupakan, yakni 'Catat nomor teleponnya, berikan nomor anda, yakinlah komunikasi akan terus berlanjut'. Pesan ini bukan pepesan kosong, pasalnya penyelenggara menghadirkan pembicara Market Leader dan penulis buku Marketing terkenal.

Dengan penuh semangat, energik dan antusias, pembicara membahas bagaimana motivasi pengembangan usaha diselingi pemberian trik menarik agar bergabung dalam group bisnis menggunakan sistim Multy Level Marketing.

Saya terus mendengar. Dalam pikiran (maaf), bukan bisnisnya yang menjadi menarik tapi pesan yang disampaikan memicu adrenalin untuk menilai betapa pentingnya arus komunikasi. Disaat pembicara memberikan tips-tips pengembangan usaha, di sisi lain pikiran saya langsung tertuju ada pihak secara langsung mengecap keuntungan dari pertemuan bisnis ini. Secara tak langsung, ia memanfaatkan momen yang sudah diciptakan dan dibangun menjadi momen menghasilkan profit.

Disadari atau tidak, penyelenggara kegiatan harus memanfaatkan jasanya. Siapa pihak tersebut? Jawabnya produk hulu dan hilirnya perangkat telekomunikasi, salah satu adalah Telkomsel. Mengapa prioritasnya Telkomsel, harus saya akui pula, pengguna produk Telkomsel di lingkungan Provinsi Kepri tercatat paling besar. Sangat beralasan jika Telkomsel membuat moto operator pertama dan terbesar dengan jaringan luas di seantero Indonesia.

’’Luar biasa,’’ teriak saya. Kontan teman di samping kaget mendengar gumaman saya. ’’Bapak tertarik bisnis ini ya,’’ ujarnya. Saya pun tersenyum, mendengar teman sebelah tempat duduk saya menyapa. Saya kembali bergumam, jika-lah pertemuan ini tak ada provider telekomunikasi, contohnya layanan Telkomsel dengan aneka jenis produknya, tentu acara seminar tak berjalan sempurna. Saya bisa pastikan, pasalnya sebagian besar Handphone peserta menggunakan produk layanan Telkomsel. Kenyataan terlihat dari buku absensi kehadiran, yang kala itu mencantumkan nomor ponsel yang bersangkutan.

Mulai dari mengundang, memberitahu jadwal pertemuan, menggunakan Short Massage Serviceses (SMS), lalu Multimedia Message servicess (MMS), lantas silaet pembicara yang dibuat dalam Power Point, Handphone Comminicator miliknya bisa menanyangkan amat jelas dengan layanan Calling Line Identification Restriction. Sekitar 500 undangan yang hadir, sekitar 70 persen menggunakan layanan produk Telkomsel, seperti Hallo, Simpati, Kartu As, dan sebagainya.

Pikiran sempit saya kala itu, selain menghitung keuntungan yang diterima oleh Telkomsel dalam satu kegiatan, saya melihat Telkomsel telah menjadi media kunci untuk mencapai sukses. Luar biasa.

Kondisi Provinsi kepulauan Riau yang meliputi sekitar 4529 pulau bisa menjadi satu oleh Telkomsel. Dunia tanpa batas betul-betul dibuktikan dengan kejelasan suara, akses yang cepat dan tarif murah. Hingga bisa dikatakan kebutuhan pokok saat ini bukan beras tapi pulsa telepon.

Beberapa minggu kemudian, perhatian saya pun kembali tertegun. Saat pencairan Biaya Langsung Tunai BLT sebesar Rp300 ribu perkepala keluarga, ternyata sebagian besar penerima BLT memiliki Handphone. Diterima atau tidak, kategori masyarakat miskin di Provinsi Kepri tak bisa lagi dilihat apakah menggunakan ponsel atau tidak. Yang pasti, banyak masyarakat miskin, punya ponsel. Perhatian pun tertuju tingginya minat warga miskin di Kepri menggunakan provider Telkomsel.

Ibu Anis, salah seorang warga miskin Tanjungpinang penerima BLT, mengatakan pulsa Telkomsel murah. Jika ngomong katanya sedikit makan pulsa. Bukan promosi tapi kenyataan yang terucap dari mulut warga ini.

Pujian juga terucap dari A Sui, pedagang sembako di Jalan Pramuka Tanjungpinang. Bayangkan, ujar pedagang ini seperti tak mau berhenti memuji Telkomsel, bila pake Simpati bisa ngomong panjang lebar sama toke, harga, barang masuk, order bisa saya antar.

Setiap hari, katanya ia harus membagikan setengah kuintal ikan pada pedagang kecil dan rumah makan, Saya Isi pulsa seratus ribu, bisa datangkan uang Rp300.000/hari, sambil dagang bisa cakap sama anak istri saya di Lingga, kabupaten yang berjarak 1600 km dari tj,pinang dibatasi laut, kalau naik speed kurang lebih 4 jam perjalan dengan ongkosnya sekitar Rp375 Ribu one way. ’’Apa tak untung, isi pulsa seratus, kejap-kejap bisa telepon sana sini, rindu lepas untung pun dapat,’’kata A Sui.

Di balik banyaknya pujian, ada juga rasa pesimistis pengagum produk Telkomsel. Salah satu, terlontar dari Penasehat Gapensi Provinsi Kepri, H Majid Asis. Terus terang katanya, belasan tahun ia tak pernah ke lain hati, tetap menggunakan layanan Telkomsel, dimana pun berada.

Rasa pesimistis yang ia ungkapkan, tatkala tengah berada di Desa Penaah Kabupaten Lingga. Dalam kesempatan kunjungan katanya ia kesulitan memanfaatkan jasa layanan Telkomsel, karena signal kecil, bahkan sering hilang.

Dari pengakuan warga Penaah padanya, kerinduan agar layanan Telkomsel lancar, ada mengalir. Harapan warga bukan satu, dua atau tiga orang saja, akan tetapi sangat banyak warga Penaah yang mendambakan.

’’Momen 13 tahun Telkomsel, kita harap Desa Penaah dapat menikmati layanana Telkomsel. Moto Dunia tanpa batas Telkomsel akan lebih sempurna bila daerah yang belum tersentuh dapat menikmati layanan,’’katanya.

Meski demikian, Majid Asis memastikan, keadaan ini hanya terjadi pada satu atau dua daerah saja di wilayah Provinsi Kepri. Dibanding produk layanan komunikasi selurer lainnya, jangkauan Telkomsel jauh lebih luas.

Penulis pun tak mau langsung percaya. Dalam suatu kesempatan berkunjung ke Desa Penaah Kabupaten Lingga bersama rombongan Gubernur Provinsi Kepri, menghadiri pembukaan Lomba Pancing Internasional, belum lama ini, ternyata rasa pesimistis Majid Asis terbukti.

Signal Handphone Merek Nokia seri 6300, milik penulis, ternyata kosong. Padahal, sekitar 1 jam sebelumnya, signal penuh. Pembuktian ini ternyata bukan isapan jempol belaka. Telkomsel belum mengembangkan sayap di daerah tersebut.

Kondisi ini, kemudian menimbulkan rasa penasaran penulis apakah ada rencana pengembangan jaringan Telkomsel ke daerah jauh dari pusat ibukota, seperti Desa Penaah Kabupaten Lingga ini. Jika mengacu moto operator pertama dan terbesar dengan jaringan luas, jelas jawabannya belum sempurna.

General Manager Grapari Telkomsel Tanjungpinang, Filin Yulia, dalam suatu kesempatan perbincangan singkat belum lama ini mengatakan diakui beberapa wilayah di Kepri belum tersentuh layanan Telkomsel. Secara berangsur, ada upaya memenuhi harapan masyarakat ke arah tersebut. Hingga kini jumlah pelanggan mencapai 44,8 juta. Tak berlebihan jika Telkomsel sedikit mengistimewakan pelanggannya. Untuk melengkapi kecanggihan konvergensi IT dan network, Telkomsel mengimplementasikan Convergent Online Charging (COC) dimana sistem ini mempunyai kemampuan meningkatkan fleksibilitas, efisiensi dan penyederhanaan proses dalam menghadirkan ragam inovasi produk dan layanan konvergen prabayar dan pasca bayar.

Seiring dengan penggelaran jaringan terluas, teknology ter-update dan ragam produk yang inovatif, Telkomsel juga berkomitmen untuk hadir lebih dekat dan lebih nyata dengan menghadirkan lebih dari 10.500 titik layanan Telkomsel, baik dikelola sendiri, grapari, gerai, kiosHalo dan outlet dealer. (***)

Meski belum memuaskan, aku kirim buat lomba menulis telkomsel... aku pikir, tak ada salah aku pajang juga di blog-ku.....

Read More..