Jumat, 31 Oktober 2008

Kak Audrey ikut Carnaval Taman kanak-kanak



Carnaval Taman Kanak-kanak membawa secercah harapan bagi putri tersayangku, Audrey Azdilla. Keinginan tuk jadi pemimpin negeri jadi menggebu. Lihat saja aksinya di dalam foto, luar biasaaaa. (foto kuambil dari Handphone) Read More..

Senin, 27 Oktober 2008

Obrolan tentang Poster Calon Legislatif



Beberapa bulan terakhir, beberapa wajah calon legislatif terpampang jelas di ruas jalan utama, pemukiman warga, lorong dan bahkan di

lokasi rumah toko. Wajah ini terus menghiasi tanpa mengenal siang, malam, panas, hujan dan dingin. Terkait gambaran ini, aku pernah

mendengar gurauan beberapa teman. Bunyinya,''Jika nanti terpilih jadi anggota dewan, akankah yang bersangkutan akan punya

semangat seperti poster yang ia pajang saat ini? Tak mengenal lelah, panas, hujan, dingin, siang dan malam.
Sekilas, gurauan temanku yang bernama lengkap Sugiat dan sehari-hari akrab disapa 'Pak Cik Bagas' ini tak punya keistimewaan.

Tapi, saat berada di tempat pembaringan kasur empukku, ucapan Pak Cik Bagas terus menerus membayangi di kedua telingaku.

Terkadang, aku sempat tertawa kecil, mengingat ucapan Pak Cik Bagas menyebut akankah yang bersangkutan akan punya semangat

seperti poster yang ia pajang.
Setahu aku, dan ini terjadi di lapangan, belum ada anggota dewan yang terpilih selama ini punya semangat seperti poster yang ia

pajang. Yang ada hanya paripurna, reses, terima aspirasi, turun ke tengah msyarakat untuk melakukan tebar pesona, kunjungan kerja

ke luar negeri dan luar kota, naik mobil dinas dan makai kemeja harga mahal.
Saat jam dinas abis, ia pun pulang ke rumah, tuk istirahat sebentar. Jika ada janji dengan kolega, teman dan sebagainya, ia kembali

keluar rumah. Gambaran inilah yang banyak terjadi.
Jika mengacu poster yang ia pajang tanpa mengenal lelah dan capek, saya berani taruhan 'cepek' (maaf, hanya jumlah segitu yang

berani kupertaruhkan), tak ada seorang pun anggota dewan terpilih saat ini berani melakukan. Kita contohkan saja, sangat jarang rapat

istimewa dan paripurna dilaksanakan malam hari. Ya, khan?
Beberapa hari kemudian, salah seorang tetanggaku bernama Armen, juga sempat ngobrol denganku tentang keberadaan beberapa

poster calon legislatif yang terpajang. Awal perbincangan, hanya empat kata yang ia lontarkan. ''Apalah, arti sebuah poster,''tuturnya

padaku.
''Lho, kog gitu, boz? Mereka majang poster agar kita ingat ama wajahnya. Maklum, caleg banyak sekali,''kataku pada teman yang

punya tiga toko emas ini.
Jawaban ringanku ternyata mendapat respon. Ia pun mengajak aku duduk di kursi teras rumahnya. Sejurus, ia memanggil seorang

wanita paro baya dan berujar ''Mbok, buatin kopi hangat dua, ya. Ooya, sekalian ama roti goreng yang tadi,''ujar Armen pada wanita

punya sebutan 'Mbok' ini.
Sejurus kemudian, ia pun mulai membahas obrolannya tentang 'apalah arti sebuah poster'. Ia memberi pemahaman, pemajangan

poster calon legislatif tak ubah promosi diri. Jika terpilih, poster tinggal poster aja. Yang bersangkutan katanya harus ikut dalam sistim

yang ada di lingkungan kantor dewan.
Dalam hati, aku tak ngerti maksud kalimat yang ia sampaikan. Tapi, saat keingintahuanku akan disampaikan, tiba-tiba sebuah mobil

Avanza warna hitam singgah tepat di depan rumah temanku ini. Dari dalam mobil, seorang pemuda jangkung pake kacamata keluar

seraya berujar, Pak Ar, Bapak dipanggil ibu ada urusan sangat penting. Ia sekarang nunggu di kantor BCA Jalan Temiang. Ayo,

Pak,''kata pria yang belakangan kuketahui bernama Ahmad dan sehari-hari bekerja sebagai supir pribadi isteri temanku ini. Ya,

terputus obrolan tentang poster calon legislatifnya. (***)
Read More..

Minggu, 26 Oktober 2008

Harus Mampu melahirkan Kreasi Seni Baru

* Bintan Art Festival Resmi Dibuka

Perhelatan Bintan Art Festival (BAF) ke-8 resmi dibuka gubernur Kepri diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepri, Robert Iwan Leriaux. Saat pembukaan, Sabtu (24/10), di lokasi Ocean Corner tepi laut Tanjungpinang, dua petinggi negeri ambil bagian dalam pembacaan puisi. Mereka adalah Anggota DPD-RI asal Kepri, Aida Ismeth dan Wakil Bupati Bintan, Mastur Thaher.

BAF tahun ini diikuti budayawan, sastrawan dan pelaku seni dari beberapa negara tetangga dan provinsi lain. Ada peserta dari Singapura, Malaysia, Jakarta, Sidoarjo Jawa Timur, Solo jawa Tengah, Pekanbaru Riau, dan dari kabupaten/kota se-Provinsi Kepri.

Robert Iwan Leriaux mengatakan momen seni yang diselenggarakan setahun sekali ini jangan sekedar pertunjukan seni dan sastra saja akan tetapi diperluas melahirkan kreasi seni baru. Kreasi seni ini harus bercorak budaya melayu. Seiring gencarnya pelaku seni membangkitkan gairah seni di Kepri, Pemerintah Provinsi Kepri pun ikut larut memberi dukungan.

''Pemerintah berharap, BAF ikut mempromosikan Kepri ke dunia internasional. Diharap, momen berkumpulnya pelaku seni di Tanjungpinang kali ini mampu membangkitkan minat wisatawan mancanegara menyinggahi Provinsi Kepri,''kata Robert Iwan.

Tim Singapura pun ambil bagian dalam seremonial pembukaan. Di hadapan masyarakat Kepri, berikut petinggi negeri yang hadir pada malam itu, tim negeri berjulukan Singa Putih menampilkan dua pagelaran yakni tarian zapin warisan Singapura dan tarian Junjung Adat tantang Budaya. Aplous pun meledak dari penonton.

Sesi lain dari malam pembukaan, juga ada penyerahan cendera mata pada pelaku seni. Mereka adalah Aida Ismeth, Mastur Thaher, Putu Wijaya, Ikra Negara, Ramon Damora, Hasan Aspahani, Samson Rambah Pasir, Sanggar Sri Warisan, Majelis Budaya, Dewan Kesenian Bintan, Pusat Latihan Seni, Dewan Kesenian Batam, dan sebagainya.

Tak kalah menarik, malam itu juga menampilkan persembahan tarian Eksotika Pasir dari Sidoarjo. Tarian ini seakan-akan membawa penonton larut dalam dalam masa silam.

Ketua Dewan Kesenian Provinsi Kepri, Huznizar Hood dalam kata sambutan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak atas terselenggara BAF ke-8 kali ini. Bagi Huznizar, perhelatan BAF tahun ini merupakan perpisahan dirinya selaku Ketua Dewan Kesenian. Ia berharap, pengganti dirinya dan pengurus baru Dewa Kesenian Kepri kembali melanjutkan perhelatan besar bidang seni Kepri ini. Awalnya, pria akrab disapa Nizar ini menyebut gawai seni BAF ini bernama Bintan Zapin Festifal. Kemudian Dewan Kesenian merubah namanya menjadi BAF. Kali ini memasuki ke-8. (zekma) Read More..

Rabu, 22 Oktober 2008

Cuti Itu Asik (2-abis)

Ngumpul bareng keluarga, saling bermaaf-maafan di lebaran nan fitri, begitu indah. Lebaran pertama dan kedua, aku bersama keluarga larut dalam suasana suka, gembira dan bahagia di kediaman orang tuaku di Pekanbaru. Sembah sujud pun tercipta tatkala emakku memberi kesempatan membuka pintu maafnya buat anak-anaknya. ''Mak, maafkan dosa dan kesalahan kami sekeluarga. Empat tahun aku tak bisa berkumpul, tahun ini aku bisa mencium tanganmu,''ujarku, saat sembah sujud pada emakku. Sikap serupa juga diikuti isteriku, dua anak kami, dan selanjutnya saudara-saudaraku yang lain.

Lebaran kali ini, dari enam saudara kandungku, hanya seorang yang tak bisa mudik, berbaur bersama orang tuaku. Ia adalah abang nomor dua yang saat ini tinggal di Jakarta. dari keterangan emakku, ia tak bisa cuti. managemen tempat ia mengabdi, hanya memberi jatah libur dua hari saja, saat perayaan lebaran. (abis aja ya, lagi tak mooot) .........
Read More..

Selasa, 21 Oktober 2008

Cuti Itu Asik (1)

Empat tahun berturut-turut, aku terlena dengan rutinitas kerja di perusahaan tempatku bernaung. Aku seakan melupakan kesempatan

beristirahat, yang diberikan managemen kantorku buat karyawannya. Dalam pikiranku, kerja, kerja dan terus kerja. Padahal, jika

diitung-itung hasil jerih payahku terus bekerja tak juga membuahkan hasil 'lebih'. Yang ada hanya pendapatan gaji buat kebutuhan

keluarga, pendapatan sampingan yang jumlahnya tak seberapa dan keasikan melaksanakan rutinitas kerja. Oo, iya, berbicara

pendapatan yang aku terima, nilainya tak seberapa, hanya pas-pasan saja, dimana cukup makan, cukup buat jalan-jalan sekali

seminggu, dan sedikit buat nambah pundi-pundi tabungan ala kadarnya.

Sebenarnya, isteriku telah sering mengingatkanku agar tiap tahun aku mengambil jatah cuti yang diberikan. Namun, karena egoku dan

keinginan tuk menghasilkan nilai kepuasan hidup tersendiri, aku pun selalu mengacuhkan 'rayuan' isteriku. Akhirnya, empat tahun pun

berlalu, sejak aku ambil cuti sebelumnya.

Sepekan, sebelum kami memasuki Ramadhan tahun ini, rayuan serupa kembali dilontarkan isteriku. Berbagai alasan ia lontarkan agar

egoku luntur. Yang membuat aku berkeringat, bahkan nyaris air mataku meleleh, ketika isteriku berujar sejak menikah denganku, tak

pernah aku ajak ngeliat kubur ayah tercintaku yang telah wafat sejak aku masih kanak-kanak. Katanya, ia dan dua anak kami ingin

ayahnya mengajak mereka berziarah. ''Ayolah, yah... Ambil-lah cuti beberapa hari saja. Kita sempatkan ziarah ke makam kakek anak

kita. Aku pun belum pernah ayah ajak ziarah sejak kita menikah,''ucapan inilah yang tak pernah aku lupakan dari mulut isteiku.

Akhirnya, egoku luntur. Dua hari setelah isteriku minta diajak mengunjungi lokasi 'istirahat' terakhir ayah tercintaku, aku menemui

pimpinan di kantorku. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Tanpa banyak tanya, bosku langsung menyetujui. Ia langsung ambil pena dan

meneken persetujuan. Aku diberi jatah cuti 2 pekan, terhitung 3 Sebtember 2008.

Kegembiraan isteriku beserta 2 anak kami seakan memuncak saat mendengar aku diizinkan kantor cuti 2 pekan. Kegembiraan ini

karena jadwal cutiku bertepatan perayaan Idul Fitri. Bagi keluargaku, lebaran tahun ini memberikan rasa luar biasa karena tak perlu

buru-buru lagi, seperti perayaan sebelumnya, dimana baru dua hari di kampung, ee, sudah siap-siap balik. (bersambung ya....)


Read More..