Empat tahun berturut-turut, aku terlena dengan rutinitas kerja di perusahaan tempatku bernaung. Aku seakan melupakan kesempatan
beristirahat, yang diberikan managemen kantorku buat karyawannya. Dalam pikiranku, kerja, kerja dan terus kerja. Padahal, jika
diitung-itung hasil jerih payahku terus bekerja tak juga membuahkan hasil 'lebih'. Yang ada hanya pendapatan gaji buat kebutuhan
keluarga, pendapatan sampingan yang jumlahnya tak seberapa dan keasikan melaksanakan rutinitas kerja. Oo, iya, berbicara
pendapatan yang aku terima, nilainya tak seberapa, hanya pas-pasan saja, dimana cukup makan, cukup buat jalan-jalan sekali
seminggu, dan sedikit buat nambah pundi-pundi tabungan ala kadarnya.
Sebenarnya, isteriku telah sering mengingatkanku agar tiap tahun aku mengambil jatah cuti yang diberikan. Namun, karena egoku dan
keinginan tuk menghasilkan nilai kepuasan hidup tersendiri, aku pun selalu mengacuhkan 'rayuan' isteriku. Akhirnya, empat tahun pun
berlalu, sejak aku ambil cuti sebelumnya.
Sepekan, sebelum kami memasuki Ramadhan tahun ini, rayuan serupa kembali dilontarkan isteriku. Berbagai alasan ia lontarkan agar
egoku luntur. Yang membuat aku berkeringat, bahkan nyaris air mataku meleleh, ketika isteriku berujar sejak menikah denganku, tak
pernah aku ajak ngeliat kubur ayah tercintaku yang telah wafat sejak aku masih kanak-kanak. Katanya, ia dan dua anak kami ingin
ayahnya mengajak mereka berziarah. ''Ayolah, yah... Ambil-lah cuti beberapa hari saja. Kita sempatkan ziarah ke makam kakek anak
kita. Aku pun belum pernah ayah ajak ziarah sejak kita menikah,''ucapan inilah yang tak pernah aku lupakan dari mulut isteiku.
Akhirnya, egoku luntur. Dua hari setelah isteriku minta diajak mengunjungi lokasi 'istirahat' terakhir ayah tercintaku, aku menemui
pimpinan di kantorku. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Tanpa banyak tanya, bosku langsung menyetujui. Ia langsung ambil pena dan
meneken persetujuan. Aku diberi jatah cuti 2 pekan, terhitung 3 Sebtember 2008.
Kegembiraan isteriku beserta 2 anak kami seakan memuncak saat mendengar aku diizinkan kantor cuti 2 pekan. Kegembiraan ini
karena jadwal cutiku bertepatan perayaan Idul Fitri. Bagi keluargaku, lebaran tahun ini memberikan rasa luar biasa karena tak perlu
buru-buru lagi, seperti perayaan sebelumnya, dimana baru dua hari di kampung, ee, sudah siap-siap balik. (bersambung ya....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar