Jumat, 19 Desember 2008

Pesta Rakyatkah.... ?

* Sebuah renungan buat kita semua


Calon legislatif telah mulai memainkan jurus tebar pesona. Banyak gaya dan sok jual diri, bukan aturan larangan. Yang banyak uang, foto disebar setiap penjuru, yang malu-malu tetap menunggu, yang tak punya uang mulai belagu. Weleh..weleh...weleh....

Keindahan kota mulai 'tercemar' oleh spanduk, baliho, poster. Dari muka tersenyum simpul hingga ngakak lebar, terpajang. Orang yang lihat terkadang malu hati, karena mata dalam gambar terus mengikuti, mengajak agar yang lihat terpikat. Disukai atau tidak, inilah realita pesta demokrasi, pesta milik rakyat. Tapi, rakyat mana yang menikmati, hingga kini terus menjadi pertanyaan banyak warga.

Saya pun tertarik dengan kalimat pesta rakyat ini. Dalam pikiran sempit saya (sorry, saya khan juga rakyat, bro), kalimat pesta rakyat tak perlu disebar-luaskan, karena pesta bukan milik semua rakyat melainkan hanya terfokus pesta milik calon legislatif saja. Yang namanya rakyat kebanyakan tetap melihat, mendengar dan menunaikan tahapan pemilu saja. Apakah ini yang namanya pesta rakyat, .... ?

Mengapa saya katakan hanya baru sebatas milik calon legislatif, pasalnya jika dikaitkan dengan pemajangan spandul, baliho dan umbul-umbul, rakyat belum dapat apa-apa dari pesta yang dimainkan. Rakyat baru sebatas melihat dan mendengar, ya khan...?

Calon legislatif pesan ke usaha percetakan, keluar duit, ambil pesanan, minta orang suruhan pasang, dan terpajang-lah yang dipesan tadi. Keputusan saya, ini bukan pesta tapi hanya sebatas pamer wajah agar dilihat warga. Dalam bahasa krennya, tebar pesona.

Harapan saya pada calon legislatif, tak perlu memperbanyak baliho, spanduk dan umbul-umbul. Uang yang dikeluarkan buat pembuatannya sangat besar. Yakin-lah, bukan foto baliho, spanduk atau umbul-umbul yang akan memenangkan tapi usaha dan jerih payah calon selama ini di tengah masyarakat.

Sudah banyak berbuatkah ? Sudah berjuangkah untuk kepentingan masyarakat ? Modal inilah yang akan membantu calon legislatif meraih kursi DPRD. Upaya ini juga harus menjadi renungan seluruh anggota legislatif, so tentunya yang kembali mencalonkan diri.

Jika selama ini hanya sebatas pengangguran banyak acara saja dan anggota dewan yang hanya sebatas datang, duduk dan dengar saja, saya berharap, jangan-lah banyak keluarkan duit. Simpan, dan jika mau dikeluarkan juga, mohon sedekahkan-lah pada rakyat miskin .... (***)


Read More..

Kamis, 04 Desember 2008

Pelamar Kecewa Pengumuman CPNS Pemprov Terlambat

Keterangan gambar : Pegawai adalah pelayan masyarakat. Mereka harus mampu menjalankan tugas berpedoman transparansi dan profesional. Tampak, suasana Pelantikan PNS di lingkungan Pemprov Kepri. Gambar diambil oleh Fotografer Batam Pos.

Oleh Zekma Albert

Para pelamar CPNS Pemprov Kepri merasa kecewa akibat keterlambatan pengumuman oleh pihak Panitia Penerimaan CPNS Pemprov Kepri. Bahkan, ada yang menduga keterlambatan menunjukkan panitia tidak profesional, dan sengaja diciptakan agar pihak tertentu leluasa melakukan perbaikan dokumen calon yang diluluskan.

"Masa, jadwal pengumuman yang seharusnya telah disampaikan, mengalami keterlambatan. Ini namanya belum profesional. Panitia penerimaan harus diminta pertanggungjawaban,'' ungkap Khairul Syalam, pelamar CPNS Pemprov Kepri.

Tak saja Khairul yang menyesalkan keterlambatan, pelamar lainnya juga sependapat dengannya. Mereka menilai, jajaran Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Kepri, sebagai institusi penyelenggara penerimaan CPNS, terkesan kurang transparan menjalankan tugas dan kewajiban.

''Jauh hari sebelum penerimaan CPNS, Kepala BKD dan Sekretaris BKD Kepri, Azza Faroni, dengan lantang menyuarakan di beberapa media, perekrutan CPNS Pemprov Kepri akan dilaksanakan sesuai ketentuan. Tapi, melihat kenyataan keterlambatan pengumuman, kita jadi bertanya-tanya. Kok, hasil seleksi administrasi saja mengalami keterlambatan. Ada apa ini ?,'' tegas pelamar lainnya, enggan namanya dipublikasikan.

Pelamar ini menambahkan, ia pernah bertanya pada salah seorang panitia penerimaan CPNS Pemprov, proses pemeriksaan berkas lamaran calon yang dikirim Kantor Pos, langsung diperiksa panitia. Sebanyak apa pun berkas lamaran yang masuk katanya tak akan mengalami keterlambatan, karena langsung dilakukan pemeriksaan panitia yang jumlahnya sangat banyak.

Pantauan di lapangan kemarin, selain dari kalangan pelamar, keterlambatan hasil seleksi berkas administrasi CPNS Pemprov Kepri juga disesali lapisan masyarakat. Warga mengklaim, keterlambatan membuktikan ketidakbecusan panitia menjalankan tugas yang telah diamanahkan pada mereka.

''Pak Gubernur Kepri, tak boleh membiarkan keadaan ini. Minimal, ada warning pada seluruh panitia penerimaan, termasuk Kepala BKD Pemprov Kepri. Pasalnya, selama ini keterlambatan tak pernah terjadi. Saya rasa, hanya Pemprov Kepri yang mengalami hal ini,'' ujar Direktur Eksekutif Komite Amanat Masyarakat Independen, La Ode Iwan Kamaruddin.

Lanjutnya, panitia terkesan tidak memperdulikan keresahan masyarakat dan pelamar yang tengah menantikan hasil kelulusan administrasi diumumkan. Idealnya, jika panitia bersikap jantan, saat jadwal H kelulusan, Rabu (4/12), mereka akan mengumumkan ke lapisan masyarakat penyebab keterlambatan.
''Jika ada alasan nyata, pelamar dan lapisan masyarakat tentu tak tanda tanya," tuturnya.

Secara terpisah, Kepala BKD Pemprov Kepri, Zulkifli, ketika diminta tanggapan mengatakan keterlambatan disebabkan adanya berkas lamaran susulan yang berasal dari kantor Pos. Panitia penerimaan katanya tak bisa menolak berkas karena cap pos berkas lamaran dari kantor Pos ini tidak terlambat atau sesuai batas akhir pengiriman berkas lamaran.

''Jumlahnya tak sedikit, yakni mencapai ribuan berkas. Kita terpaksa melakukan pemeriksaan terhadap berkas susulan ini. Karena, berkas tersebut tak terlambat dikirim,'' ujar Zulkifli. (***) Read More..

Minggu, 30 November 2008

Raja Ali Haji dan Engku Putri, Menginspirasi Kemajuan Negeri

Kebesaran nama Raja Ali Haji mampu membangkitkan khazanah budaya melayu khususnya di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri. Salah satu perangko berlatar gambar Raja Ali Haji yang baru diluncurkan. (gambar diambil oleh Cipi Ckandina, fotografer Batam Pos)

(Zekma Albert-Tanjungpinang)

Raja Ali Haji (1808) meninggalkan hasil karya tak ternilai. Pada masa kejayaannya abad ke-19, masa kejayaan Riau-Lingga, Raja Ali Haji mewariskan kitab-kitab Tuhfat al-Nafis, Silsilah melayu dan Bugis, Gurindam 12, Syair Abdul Muluk, Syair Suluh Pegawai, Kitab Pengetahuan Bahasa dan banyak hasil karya lainnya. Ia pun dinobatkan sebagai pahlawan nasional sekaligus tokoh penting di bidang sejarah, bahasa, satra dan agama Islam.

Sejumlah peneliti, penulis dan ilmuan luar dan dalam negeri, akhirnya menyimpulkan karya Raja Ali Haji memuat gagasan pengembalian kejayaan melayu, di samping sebagai bagian dari kegelisahan zamannya atas keadaan di bawah tekanan kolonial, pada zamannya.

Banyaknya peninggalan yang diwariskan Raja Ali Haji, kemudian melambungkan nama Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, sebagai salah satu kota kaya peninggalan sejarah. Makam Raja Ali Haji yang terletak di Pulau Penyengat, mampu mengundang daya tarik wisatawan lokal dan luar, untuk menyinggahinya. Di Pulau Penyengat ini pula, hingga kini ditemui lokasi bekas masa kejayaan berikut tokoh bersejarah lainnya, seperti Masjid Penyengat, gedung tabib Raja Haji Daud, Makam Engku Puteri, dan beberapa mkam lainnya.

Selain itu, ada pula bekas istana Marhum kntor yang Dipertuan Muda Riau VIII, lokasi kubu-kubu dan benteng, bukit bahjah kediaman Raja Ali Kelana, komplek rumah keluarga Raja Ali Haji, dan banyak bekas peninggalan bersejarah lainnya.

Harimurti Kridalaksana, dari Universitas Indonesia, saat menjadi pembicara seminar Tamaddun Melayu Dunia Melayu Dunia Islam, sempena 200 tahun Raja Ali Haji yang dipusatkan di Pulau Penyengat Tanjungpinang, Sabtu (29/11) menyimpulkan Raja Ali Haji adalah ahli bahasa yang piawai selain sastrawan kreatif dan penulis sejarah.

Mengenang Raja Ali Haji, lanjutnya salah satu ingatan tertuju warisan kamus bahasa arab yang sususannya tak seperti kamus-kamus modern yang berdasarkan urutan abjad. Dalam tradisi Arab, kitab pengetahuan bahasa Raja Ali Haji, kata kepala disusun berdasarkan panjang pendeknya sebuah kata tidak berurutan abjad.

Raja Ali haji bukan hanya melihat aspek-aspek tekhnis bahasa Arab yang dapat atau tak dapat diterapkan dalam bahasa Melayu, tetapi juga semangat dan perasaan nasionalisme, bahwa apa yang ada dalam Bahasa Arab, pasti ada dalam bahasa Melayu. ''Jadi, pantas dan layak kalau Raja Ali Haji diangkat menjadi pahlawan nasional karena prestasinya dan semangat nasionalisme seperti ini,''ujar Harimurti Kridalaksana.

Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah berpesan, generasi muda Kepri harus mampu melahirkan kreasi dan hasil karya yang positif. Peran generasi muda saat ini katanya sangat menentukan masa depan dan kemajuan daerah. Jangan pernah terperdaya oleh hasutan dan tradisi yang menyesatkan. Generasi muda harus selalu berpedoman pada kepahlawaan Raja Ali Haji, yang banyak meninggalkan warisan sejarah budaya melayu.

''Kepahlawanan Raja Ali Haji harus harus jadi inspirasi kemajuan negeri. Generasi muda harus banyak melahirkan karya nyata sesuai bidang keahlian masing-masing,''pesan Gubkepri, Ismeth Abdullah.

Seminar Tamaddun Melayu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) sendiri, dihadiri Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah, Wakil Gubernur Kepri, M Sani, Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri, M Jusuf, Wali kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, kalangan akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, aktifis, dan birokrat. Selain menghadirkan Harimurti Kridalaksana dari Jakarta, seminar melayu ini juga menghadirkan pembicara Rida K Liamsi dan Abdul Malik dari Kepri, Abu Hasan Sham dan Latif Abu Bakar dari Malaysia, serta Yan Van Der Putten dari Singapura.

Pembicara Rida K Liamsi yang juga CEO Riau Pos Group membawakan topik Engku Putri, Perempuan yang Melawan dengan Seribu Kata. Rida mengatakan sosok Engku Putri (anak Raja Haji Fisabilillah) dalam upaya mempertahankan regelia Kerajaan Riau Lingga, diharapkan mampu menjadi inspirasi generasi muda saat ini. Kepahlawanan yang dilakukan Engku Putri katanya bukan hanya ditandai dengan perjuangan melawan penjajahan dan penindasan dengan bedil dan meriam. Bukan hanya persimbahan darah dengan kematian yang mengerikan. Tetapi juga perlawanan dengan budaya, perjuangan dengan kata-kata, dengan ketegaran hati dan sikap tidak menyerah dalam mempertahankan kedaulatan dan harkat negeri.

Perjuangan yang dilakukan Engku Putri, adalah perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan yang ingin merampas kedaulatan Riau-Lingga melalui perampadan terhadap simbol kedaulatan kerajaan Riau-Lingga. Perlawanan menentang sikap zalim dan kejam para penjajah dalam menindas dan merendahkan harkat dan martabat suatu negeri, sebuah bangsa yang bernama Melayu. Sebuah rumpun bangsa, sebuah negeri, sebuah tradisi yang ratusan tahun sudah tegak dan berperan membangun rantau di nusantara ini.

Engku Putri, lanjut Rida K Liamsi, tidak menembakkan meriam, tidak mengangkat kelewang, tidak seperti ayahandanya Raja Haji Fisabilillah. Tapi, beliau melawan dengan keteguhan hati, kekuatan jiwa. Beliau melakukan pemberontakan secara kultural terhadap kekuasaan asing yang ingin menghancurkan kebudayaan sebuah negeri. Perlawanan budaya ini katanya juga pernah dilakukan tahun 1902 dan 1903, ketika Sultan Abdurrahman Muazzamsyah (1885-1911) memerintahkan agar bendera kolonial Belanda tidak dipasang di kapal kebesarannya. Dan, beliau juga pernah memerintahkan pembesarnya agar memasang bendera kerajaan Riau-Lingga di atas bendera Belanda di Pulau Penyengat.

Peristiwa ini akhirnya menimbulkan kemarahan residen Belanda, kala itu. Dan, menuduh Sultan Abdurrahman Muazzamsyah telah membangkang dan memberontak. Sebuah pemberontakan kultural yang jauh lebih tajam dan keras dampaknya dari pada perlawanan bersejarah.

''Kebesaran melayu itu, jauh sebelum kita hadir. Kebesaran melayu ini harus kita pertahankan. Dan, kebesaran melayu harus menjadi inspirasi untuk mempertahankan jati diri negeri,''kata Rida K Liamsi. (***) Read More..

Minggu, 23 November 2008

Kota Sejarah Itu Bernama Tanjungpinang


Monumen Gurindam 12 di lokasi pusat jajanan Ocean Corner Tepi Laut Tanjungpinang. Gambar diambil oleh Cipi Ckandina, Fotografer profesional Batam Pos, koran masyarakat Provinsi Kepri...



Kebesaran nama Tanjungpinang sebagai kota kaya menyimpan peninggalan sejarah telah terjadi jauh sebelum Provinsi Kepri terwujud. Ketersohoran kota berjulukan Gurindam ini mampu mengundang daya tarik wisatawan mancanegara mau pun wisatawan lokal, untuk menyinggahi. Sangat beralasan pula, jika ada orang luar berkunjung ke wilayah Provinsi Kepri bergumam tak afdal jika tak menyinggahi Kota sejarah Tanjungpinang.
Peninggalan sejarah Tanjungpinang tidak terlepas masa kejayaan Kerajaan Melayu Johor-Riau zaman dulu. Masa kejayaan pun semakin melaju saat Sultan Abdul Jalil Syah berkuasa. Kebijakan pemerintahan beliau, paling dikenang antara lain membuka Bandar perdagangan yang terletak di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai Carang, Hulu Sungai Riau (lokasi batu 8 atas arah Tanjunguban-red).
Pembukaan bandar perdagangan ini kemudian menjadikan Kerajaan Melayu Johor-Riau menjadi besar. Kapal-kapal kerajaan lain pun kemudian singgah. Akhirnya, Tanjungpinang saat itu menjadi pintu masuk ke Sungai Bintan.
Masa kejayaan kerajaan Melayu-Riau ini, kemudian memberikan kontribusi pada pengembangan Kota Tanjungpinang, setelah Indonesia merdeka. Peninggalan sejarah yang ditinggalkan masa kejayaan Melayu-Riau dijadikan aset berharga pemerintah Kota Tanjungpinang.
Berpijak pengalaman sejarah inilah, akhirnya orang mengenal, Kota Tanjungpinang kaya peninggalan sejarah. Beberapa tahun belakangan, Pemerintah Kota Tanjungpinang yang dinakhodai Wali kota Suryatati A Manan menggencarkan promosi peninggalan sejarah ini melalui sebuah situs bernama www.visittanjungpinang.com. Situs ini mengemas secara lengkap dan deteil peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini, seperti komplek Istana Kantor. Komplek ini juga dikenal dengan sebutan Istana Raja Ali dan dibangun sekitar tahun 1844. Pada zamannya, selain sebagai kediaman juga sebagai kantor. Komplek istana ini berukuran 110 meter persegi, dikelilingi oleh tembok. Keagungan gedung ini masih dapat terlihat seperti kamar mandi putri yang unik, teras, gerbang dan menara.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Wan Kamar, kehadiran situs ini bertujuan memudahkan wisatawan untuk mengetahui peningggalan sejarah apa saja yang ada di Kota Tanjungpinang. Kendati promosi telah sering dilakukan, baik di dalam mau pun luar negeri, kehadiran situs ikut pula memberikan kontribusi langsung upaya mempromosikan peninggalan sejarah yang dimiliki Kota Tanjungpinang.
''Kita patut bersyukur, kehadiran situs ikut memberikan kontribusi peningkatan jumlah wisatawan berkunjung ke Tanjungpinang. Bahkan, ada wisatawan mancanegara mengaku langsung ke saya, ia tertarik menyinggahi Tanjungpinang karena kaya peninggalan sejarah, yang termuat dalam situs kepariwisataan kota Tanjungpinang,''tutur Wan Kamar, kemarin.
Peninggalan sejarah lain tak kalah menarik, yang telah di promosikan melalui situs mau pun promosi lainnya, lanjut Wan Kamar juga ada Masjid Raya Sultan Riau, Komplek Makam Daeng Marewah, Gedung Mesiu, Benteng Pertahanan Bukit Kursi, Komplek Makam Raja Jakfar, Kawasan Pecinaan Senggarang, Kota Lama, Komplek makam Engku Putri, Komplek Makam Daeng Celak, dan sebagainya.
Masjid Raya Sultan Riau, terletak di Pulau Penyengat. Mesjid ini di bangun pada 1 Syawal 1245 H atau tahun 1832 M. Dibangun atas inisiatif dari Yang dipertuan muda ke-7 Raja Abdurrahman. Mesjid ini memiliki panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, serta memiliki arsitektur yang khas, diantaranya terdapat 4 buah tiang penyangga di dalamnya, juga terdapat 4 buah menara di setiap sisinya dan 13 buah kubah, sehingga jika di jumlahkan menara dan kubahnya berjumlah 17, sesuai dengan jumlah rakaat sholat sehari semalam bagi umat islam.keunikan lain dari masjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran bahan bangunannya. Di dalam mesjid ini terdapat sebuah kitab suci Al-Quran yang di tulis tangan.
Komplek Makam Daeng Marewah, terletak di lokasi Hulu Riau. Daeng Marewah merupakan Yang Dipertuan muda I kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman, terjadi perebutan tahta oleh pihak raja kecil dari Siak. Pihak Sultan Sulaiman meminta bantuan pihak-pihak bugis. Peperangan itu akhirnya dimenangkan pihak Sultan Sulaiman. Dan, atas balas jasa, maka diberikanlah jabatan Yang dipertuan Muda kepada Pihak Bugis. Di komplek makam Daeng Marewah ini juga terdapat makam Tun Abas. Beliau adalah Bendahara Sri Maharaja Kerajaan Riau-Johor. Dan dari garis keturunnya inilah sultan-sultan Johor berasal.
Gedung Mesiu, terletak di Pulau Penyengat. Gedung ini digunakan sebagai gudang tempat menyimpan obat bedil. seluruh bangunannya merupakan tembok beton berbentuk segi empat dengan atap berbentuk runcing. Benteng Pertahanan Bukit Kursi, terletak di Pulau Penyengat. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Haji. Pada masa itu Raja Haji menjadikan pulau penyengat sebagai basis pertahanan. Benteng ini disebut sebagai benteng yang modern pada zamannya.Dari atas bukit ini kita dapat melihat pemandangan kota tanjungpinang yang indah. Komplek Makam Raja Jakfar, terletak di di Pulau Penyengat. Komplek ini adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil, disamping terdapat kolam tempat berwudhu untuk solat. Raja Jakfar adalah Yang Dipertuan Muda ke-6 Kerajaan Riau-Lingga. Pada masa pemerintahannya beliau menata dan Raja Jakfar memindahkan pusat kedudukan Yang dipertuan muda dari Hulu Riau ke Pulau Penyengat.
Peninggalan sejarah lainnya yang ada di Kota Tanjungpinang, adalah Kota Lama yang terletak di Hulu Riau. Kawasan Kota lama merupakan kawasan pertama kalinya dibangun bandar yang ramai yang kemudian dikenal dengan Bandar Riau. Pada masa lalu kawasan ini merupakan bandar perdagangan yang ramai yang bahkan menyaingi bandar Malaka. di kawasan ini masih terdapat reruntuhan istana kota lama.
Komplek makam Engku Putri, terletak Pulau Penyengat. Komplek makam Engku Putri Raja Hamidah, Engku Purti adalah Purti Raja Haji Fisabilillah, beliau merupakan Permasuri dari Sultan mahmud. Menurut sumber sejarah, pulau penyengat merupakan mas kawin dari sultan mahmud. Engku Putri merupakan wanita yang sangat berpengaruh di kerajaan riau – lingga. Karena beliau merupakan pemegang Regelia, atau alat – alat kebesaran penobatan sultan. Dalam komplek makam ini juga terdapat makam Raja Ali Haji. Merupakan tokoh budayawan dan negarawan di kerajaan riau. Dan merupakan pahlawan nasional di bidang Bahasa.
Masih kata Wan Kamar, pihaknya optimis, dengan adanya peninggalan sejarah di Kota Tanjungpinang, Pemerintah Kota optimis merealisasikan target Visit Tanjungpinang 2011 dengan target kunjungan sekitar 15 ribu wisatawan. ''Promosi telah gencar kita lakukan. Selain melalui situs kepariwisataan, juga melalui promosi langsung dan promosi dalam bentuk yang lain,''pungkasnya. (zekma) Read More..

Jumat, 07 November 2008

Obrolan sebelum Tidur bersama Anakku
















Anak bontotku sering bertanya padaku, kapan beli mobil. Aku jawab enteng, nanti setelah ayah banyak uang. Anakku bertanya lagi, kapan ayah banyak uang. Aku menjawab, jika Tuhan telah memberikannya. Anakku pun terus bertanya, Tuhan baik, ya yah. Aku menjawab, Tuhan selalu baik pada Umat-Nya, asal rajin shalat dan tak melawan ama orang tua. Anakku berkata, Alel tak pernah melawan ama ayah dan ibu, Alel terus shalat jika ayah shalat, kok belum dikasi juga mobilnya. Aku tersentak, lantas aku jawab ringan, Akan ayah usahakan, ya........ Read More..

Kamis, 06 November 2008

Indahnya, Negeriku....

Read More..

Jumat, 31 Oktober 2008

Kak Audrey ikut Carnaval Taman kanak-kanak



Carnaval Taman Kanak-kanak membawa secercah harapan bagi putri tersayangku, Audrey Azdilla. Keinginan tuk jadi pemimpin negeri jadi menggebu. Lihat saja aksinya di dalam foto, luar biasaaaa. (foto kuambil dari Handphone) Read More..

Senin, 27 Oktober 2008

Obrolan tentang Poster Calon Legislatif



Beberapa bulan terakhir, beberapa wajah calon legislatif terpampang jelas di ruas jalan utama, pemukiman warga, lorong dan bahkan di

lokasi rumah toko. Wajah ini terus menghiasi tanpa mengenal siang, malam, panas, hujan dan dingin. Terkait gambaran ini, aku pernah

mendengar gurauan beberapa teman. Bunyinya,''Jika nanti terpilih jadi anggota dewan, akankah yang bersangkutan akan punya

semangat seperti poster yang ia pajang saat ini? Tak mengenal lelah, panas, hujan, dingin, siang dan malam.
Sekilas, gurauan temanku yang bernama lengkap Sugiat dan sehari-hari akrab disapa 'Pak Cik Bagas' ini tak punya keistimewaan.

Tapi, saat berada di tempat pembaringan kasur empukku, ucapan Pak Cik Bagas terus menerus membayangi di kedua telingaku.

Terkadang, aku sempat tertawa kecil, mengingat ucapan Pak Cik Bagas menyebut akankah yang bersangkutan akan punya semangat

seperti poster yang ia pajang.
Setahu aku, dan ini terjadi di lapangan, belum ada anggota dewan yang terpilih selama ini punya semangat seperti poster yang ia

pajang. Yang ada hanya paripurna, reses, terima aspirasi, turun ke tengah msyarakat untuk melakukan tebar pesona, kunjungan kerja

ke luar negeri dan luar kota, naik mobil dinas dan makai kemeja harga mahal.
Saat jam dinas abis, ia pun pulang ke rumah, tuk istirahat sebentar. Jika ada janji dengan kolega, teman dan sebagainya, ia kembali

keluar rumah. Gambaran inilah yang banyak terjadi.
Jika mengacu poster yang ia pajang tanpa mengenal lelah dan capek, saya berani taruhan 'cepek' (maaf, hanya jumlah segitu yang

berani kupertaruhkan), tak ada seorang pun anggota dewan terpilih saat ini berani melakukan. Kita contohkan saja, sangat jarang rapat

istimewa dan paripurna dilaksanakan malam hari. Ya, khan?
Beberapa hari kemudian, salah seorang tetanggaku bernama Armen, juga sempat ngobrol denganku tentang keberadaan beberapa

poster calon legislatif yang terpajang. Awal perbincangan, hanya empat kata yang ia lontarkan. ''Apalah, arti sebuah poster,''tuturnya

padaku.
''Lho, kog gitu, boz? Mereka majang poster agar kita ingat ama wajahnya. Maklum, caleg banyak sekali,''kataku pada teman yang

punya tiga toko emas ini.
Jawaban ringanku ternyata mendapat respon. Ia pun mengajak aku duduk di kursi teras rumahnya. Sejurus, ia memanggil seorang

wanita paro baya dan berujar ''Mbok, buatin kopi hangat dua, ya. Ooya, sekalian ama roti goreng yang tadi,''ujar Armen pada wanita

punya sebutan 'Mbok' ini.
Sejurus kemudian, ia pun mulai membahas obrolannya tentang 'apalah arti sebuah poster'. Ia memberi pemahaman, pemajangan

poster calon legislatif tak ubah promosi diri. Jika terpilih, poster tinggal poster aja. Yang bersangkutan katanya harus ikut dalam sistim

yang ada di lingkungan kantor dewan.
Dalam hati, aku tak ngerti maksud kalimat yang ia sampaikan. Tapi, saat keingintahuanku akan disampaikan, tiba-tiba sebuah mobil

Avanza warna hitam singgah tepat di depan rumah temanku ini. Dari dalam mobil, seorang pemuda jangkung pake kacamata keluar

seraya berujar, Pak Ar, Bapak dipanggil ibu ada urusan sangat penting. Ia sekarang nunggu di kantor BCA Jalan Temiang. Ayo,

Pak,''kata pria yang belakangan kuketahui bernama Ahmad dan sehari-hari bekerja sebagai supir pribadi isteri temanku ini. Ya,

terputus obrolan tentang poster calon legislatifnya. (***)
Read More..

Minggu, 26 Oktober 2008

Harus Mampu melahirkan Kreasi Seni Baru

* Bintan Art Festival Resmi Dibuka

Perhelatan Bintan Art Festival (BAF) ke-8 resmi dibuka gubernur Kepri diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepri, Robert Iwan Leriaux. Saat pembukaan, Sabtu (24/10), di lokasi Ocean Corner tepi laut Tanjungpinang, dua petinggi negeri ambil bagian dalam pembacaan puisi. Mereka adalah Anggota DPD-RI asal Kepri, Aida Ismeth dan Wakil Bupati Bintan, Mastur Thaher.

BAF tahun ini diikuti budayawan, sastrawan dan pelaku seni dari beberapa negara tetangga dan provinsi lain. Ada peserta dari Singapura, Malaysia, Jakarta, Sidoarjo Jawa Timur, Solo jawa Tengah, Pekanbaru Riau, dan dari kabupaten/kota se-Provinsi Kepri.

Robert Iwan Leriaux mengatakan momen seni yang diselenggarakan setahun sekali ini jangan sekedar pertunjukan seni dan sastra saja akan tetapi diperluas melahirkan kreasi seni baru. Kreasi seni ini harus bercorak budaya melayu. Seiring gencarnya pelaku seni membangkitkan gairah seni di Kepri, Pemerintah Provinsi Kepri pun ikut larut memberi dukungan.

''Pemerintah berharap, BAF ikut mempromosikan Kepri ke dunia internasional. Diharap, momen berkumpulnya pelaku seni di Tanjungpinang kali ini mampu membangkitkan minat wisatawan mancanegara menyinggahi Provinsi Kepri,''kata Robert Iwan.

Tim Singapura pun ambil bagian dalam seremonial pembukaan. Di hadapan masyarakat Kepri, berikut petinggi negeri yang hadir pada malam itu, tim negeri berjulukan Singa Putih menampilkan dua pagelaran yakni tarian zapin warisan Singapura dan tarian Junjung Adat tantang Budaya. Aplous pun meledak dari penonton.

Sesi lain dari malam pembukaan, juga ada penyerahan cendera mata pada pelaku seni. Mereka adalah Aida Ismeth, Mastur Thaher, Putu Wijaya, Ikra Negara, Ramon Damora, Hasan Aspahani, Samson Rambah Pasir, Sanggar Sri Warisan, Majelis Budaya, Dewan Kesenian Bintan, Pusat Latihan Seni, Dewan Kesenian Batam, dan sebagainya.

Tak kalah menarik, malam itu juga menampilkan persembahan tarian Eksotika Pasir dari Sidoarjo. Tarian ini seakan-akan membawa penonton larut dalam dalam masa silam.

Ketua Dewan Kesenian Provinsi Kepri, Huznizar Hood dalam kata sambutan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak atas terselenggara BAF ke-8 kali ini. Bagi Huznizar, perhelatan BAF tahun ini merupakan perpisahan dirinya selaku Ketua Dewan Kesenian. Ia berharap, pengganti dirinya dan pengurus baru Dewa Kesenian Kepri kembali melanjutkan perhelatan besar bidang seni Kepri ini. Awalnya, pria akrab disapa Nizar ini menyebut gawai seni BAF ini bernama Bintan Zapin Festifal. Kemudian Dewan Kesenian merubah namanya menjadi BAF. Kali ini memasuki ke-8. (zekma) Read More..

Rabu, 22 Oktober 2008

Cuti Itu Asik (2-abis)

Ngumpul bareng keluarga, saling bermaaf-maafan di lebaran nan fitri, begitu indah. Lebaran pertama dan kedua, aku bersama keluarga larut dalam suasana suka, gembira dan bahagia di kediaman orang tuaku di Pekanbaru. Sembah sujud pun tercipta tatkala emakku memberi kesempatan membuka pintu maafnya buat anak-anaknya. ''Mak, maafkan dosa dan kesalahan kami sekeluarga. Empat tahun aku tak bisa berkumpul, tahun ini aku bisa mencium tanganmu,''ujarku, saat sembah sujud pada emakku. Sikap serupa juga diikuti isteriku, dua anak kami, dan selanjutnya saudara-saudaraku yang lain.

Lebaran kali ini, dari enam saudara kandungku, hanya seorang yang tak bisa mudik, berbaur bersama orang tuaku. Ia adalah abang nomor dua yang saat ini tinggal di Jakarta. dari keterangan emakku, ia tak bisa cuti. managemen tempat ia mengabdi, hanya memberi jatah libur dua hari saja, saat perayaan lebaran. (abis aja ya, lagi tak mooot) .........
Read More..

Selasa, 21 Oktober 2008

Cuti Itu Asik (1)

Empat tahun berturut-turut, aku terlena dengan rutinitas kerja di perusahaan tempatku bernaung. Aku seakan melupakan kesempatan

beristirahat, yang diberikan managemen kantorku buat karyawannya. Dalam pikiranku, kerja, kerja dan terus kerja. Padahal, jika

diitung-itung hasil jerih payahku terus bekerja tak juga membuahkan hasil 'lebih'. Yang ada hanya pendapatan gaji buat kebutuhan

keluarga, pendapatan sampingan yang jumlahnya tak seberapa dan keasikan melaksanakan rutinitas kerja. Oo, iya, berbicara

pendapatan yang aku terima, nilainya tak seberapa, hanya pas-pasan saja, dimana cukup makan, cukup buat jalan-jalan sekali

seminggu, dan sedikit buat nambah pundi-pundi tabungan ala kadarnya.

Sebenarnya, isteriku telah sering mengingatkanku agar tiap tahun aku mengambil jatah cuti yang diberikan. Namun, karena egoku dan

keinginan tuk menghasilkan nilai kepuasan hidup tersendiri, aku pun selalu mengacuhkan 'rayuan' isteriku. Akhirnya, empat tahun pun

berlalu, sejak aku ambil cuti sebelumnya.

Sepekan, sebelum kami memasuki Ramadhan tahun ini, rayuan serupa kembali dilontarkan isteriku. Berbagai alasan ia lontarkan agar

egoku luntur. Yang membuat aku berkeringat, bahkan nyaris air mataku meleleh, ketika isteriku berujar sejak menikah denganku, tak

pernah aku ajak ngeliat kubur ayah tercintaku yang telah wafat sejak aku masih kanak-kanak. Katanya, ia dan dua anak kami ingin

ayahnya mengajak mereka berziarah. ''Ayolah, yah... Ambil-lah cuti beberapa hari saja. Kita sempatkan ziarah ke makam kakek anak

kita. Aku pun belum pernah ayah ajak ziarah sejak kita menikah,''ucapan inilah yang tak pernah aku lupakan dari mulut isteiku.

Akhirnya, egoku luntur. Dua hari setelah isteriku minta diajak mengunjungi lokasi 'istirahat' terakhir ayah tercintaku, aku menemui

pimpinan di kantorku. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Tanpa banyak tanya, bosku langsung menyetujui. Ia langsung ambil pena dan

meneken persetujuan. Aku diberi jatah cuti 2 pekan, terhitung 3 Sebtember 2008.

Kegembiraan isteriku beserta 2 anak kami seakan memuncak saat mendengar aku diizinkan kantor cuti 2 pekan. Kegembiraan ini

karena jadwal cutiku bertepatan perayaan Idul Fitri. Bagi keluargaku, lebaran tahun ini memberikan rasa luar biasa karena tak perlu

buru-buru lagi, seperti perayaan sebelumnya, dimana baru dua hari di kampung, ee, sudah siap-siap balik. (bersambung ya....)


Read More..

Senin, 15 September 2008

50 Persen Caleg Bintan asal Tanjungpinang

TANJUNGPINANG (BP)- KPU Kabupaten Bintan mengklaim sekitar 50 persen calon legislatif Bintan berasal dari luar, seperti warga Tanjungpinang, Batam dan sebagainya. Uniknya, sebagian besar dipercaya partai politik pengusung dinomor jadi.

‘’Kita ketahui dari hasil pemeriksaan berkas awal. Banyak calon legislatif berasal dari luar Bintan. Sekitar 50 persen ada,’’ ujar Anggota KPU Bintan, Wandra Fadillah, Minggu (14/9) kemarin.

Calon luar paling banyak lanjut Wandra adalah berasal dari Tanjungpinang. Bahkan, ada calon, yang sebelumnya menjabat Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, pemilu 2009 memutuskan mengambil derah pemilihan (dapil) Bintan.

‘’KPU tak mempersoalkan, selagi berkas lengkap tetap diakomodir. Dimana yang bersangkutan mengambil daerah pemilihan, terserah mereka,’’ ujar Wandra, enggan menyebutkan identitas calon yang dimaksud.
Ketua Lembaga Advokasi Kebijakan Publik, Anton Hattawijaya secara terpisah mengaku aneh terhadap keputusan yang diambil calon. ‘’Seharusnya, mereka mencalonkan di daerah sendiri, mengapa ambil keputusan di daerah orang. Ada apa ini ?’’ ujar Anton.

Meski tak ada batasan dalam Undang-undang, lanjutnya yang bersangkutan harus melihat dari asas kelayakan dan kepatutan. Anton memastikan, tak mungkin dalam wilayah Bintan tak ada calon yang bias tampil kedepan menjadi ‘pahlawan’ aspirasi masyarakat.
Pemuda ini memastikan, banyak tokoh Biantan layak jadi. Mereka tentu merasa tak enak saja jika wakil mereka berasal dari luar Bintan. ‘’Kita harap, calon luar yang dapat nomor jadi dapil Bintan, mau berlapang dada. Berikan tokoh Bintan kesempatan jadi wakil rakyat di daerah mereka sendiri,’’ tuturnya.

Anton mengharapkan lapisan masyarakat Bintan jangan memahami kondisi ini. Berikan pilihan sesuai hati nurani jangan berlandaskan kepentingan sesaat.
‘’Saya berharap, pilihlah calon sendiri. Karena calon daerah sendiri punya ikatan emosional untuk memajukan daerah sendiri,’’ pungkasnya. (zek)

Read More..

Jumat, 05 September 2008

Komisaris BUMD Harus Tanggung Jawab


* Ketua DPRD Jangan Hanya Cari Sensasi

(keterangan foto jayak satria: Kantor BUMD Provinsi Kepri)

TANJUNGPINANG (BP) - Kamis (4/9) kemarin Dewan Komisaris PT Pembangunan Kepri yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kepri menggelar rapat dengan Dewan Direksi perusahaan milik Pemprov Kepri itu. Namun apa hasil rapat yang berlangsung di Kantor Gubernur Jalan Basuki Rachmat Tanjungpinang dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB tersebut belum dapat diketahui secara jelas.

Komisaris Utama, H M. Sani belum dapat dihubungi, sedangkan dua orang komisaris lainnya, yakni H Imam Sudradjad dan Nuraida Moekhsin tidak mau memberikan keterangan. ”Itu Pak Sani yang berwenang memberikan penjelasan hasil rapat. Yang jelas tiga orang Direksi hadir semuanya,” kata Nuraida, menjawab Batam Pos, usai rapat.


Hal sama dikatakan Imam Sudradjad. ”Saya tidak bisa memberikan keterangan tentang hasil rapat ini. Tanya saja kepada yang lain, tapi semua kok hadir, baik dari pihak komisaris maupun direksi, yakni Reviansyah, Direktur Utama, Cahyo Satrio dan Rivan, masing-masing sebagai Direktur Keuangan dan Direktur Operasi,” jelas Imam.


Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Andi Anhar Chalid mengaku, sudah mendengar adanya rapat antara Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Pembangunan Kepri itu. Terkait buruknya kenerja direksi Andi mengatakan, pihak komisaris harus bertanggung jawab. Karena selama ini, komisaris terkesan melindungi para direksi, melalui rapat rutin yang digelar dengan para direksi setiap bulannya.


Jika benar rapat rutin dilakukan secara efektif dan sungguh-sungguh, tidak mungkin kenerja PT Pembangunan Kepri separah ini. Seperti tidak terjadinya komunikasi antara Direktur Utama dengan pada kepala devisi. Dalam manajemen, komunikasi justru menentukan berhasil tidaknya seorang manejer.


Kalangan DPRD Kepri, menurut dia, sebenarnya sudah lama jengkel dengan kinerja manajemen PT Pembangunan Kepri. Karena dari modal awal Rp10 miliar, pihak Direksi menyanggupi memberikan pemasukan (keuntungan) sebesar Rp3 miliar kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).


”Jadi modal awal BUMD itu Rp10 milar. Setelah ditagih dalam hearing (rapat kerja) dengan Panitia Anggaran (Panggar) DPRD, pihak Direksi minta dikurangi target itu menjadi Rp1,7 M. Angka Rp1,7 miliar itupun tidak pernah terealisasi, sehingga sumbangan PT Pembangunan Kepri ke PAD masih nol rupiah,” ujarnya.


Andi mengaku, belum tahu isi rapat antara Direksi dengan komisaris itu. Namun erat kaitnya dengan pencalonan Revi sebagai anggota DPR-RI dari salah satu partai politik. ”Saya cuma digambarkan Reviansyah berjanji akan mengajukan surat pengunduran diri sebelum 9 September 2008 ini. Itupun katanya atas desakan dewan komisaris,” ujar Andi.


Sementara itu, Ketua Umum GM BP3KR Provinsi Kepri, Basyaruddin Idris menilai keputusan Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi secara berani membeberkan ada sekitar 10 proyek di Batam yang diduga berkasus, tak ubah sikap cari sensasi saja. Jika tak cari sensasi, katanya, mengapa pengungkapan temuan beberapa oknum dewan main proyek hingga kini terkesan didiamkan oleh unsur pimpinan dewan itu sendiri. ”Mana sikap Ketua DPRD Kepri mengusut oknum dewan main proyek,’’ kata Basyaruddin Idris, kemarin.


Selain itu, Basyaruddin mengatakan, Nur Syafriadi memastikan banyak pengerjaan proyek APBD yang dilakukan Pemprov Kepri berkasus. ”Idealnya, Nur juga harus berani pula menyebutkan pengerjaan mana saja yang berkasus itu. Jangan hanya menyebut jumlah tanpa ada nama proyek,” bebernya.


Selain memberi reaksi terkait sikap Ketua DPRD Kepri, perhatian Basyaruddin juga tertuju kinerja jajaran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kepri. Terlebih, terkait pencalonan Dirut BUMD, Reviansyah, menjadi bacaleg. ”GM BP3KR nilai Dirut BUMD tak serius menjalankan amanah tugas. Yang bersangkutan harus memahami, operasional BUMD serta gaji yang bersangkutan bersumber APBD Kepri. Laksanakan dengan penuh tanggung jawab,’’ ujarnya.


Komisaris PT Pembangunan Kepri H Imam Sudradjad, sebelumnya mengatakan manajemen BUMD tidak berjalan, karena tidak ada kecocokan antara Dirut dengan para devisi yang ada, sehingga mengganggu semua program BUMD yang sudah ada. Selain tidak mampu memimpin, ketidakcocokan antara Dirut dengan para kepala divisi ini menimbulkan kecemburuan sosial. Karena sesungguhnya para kepala devisi yang jumlahnya 7 orang adalah sama-sama melamar menjadi direksi dan masuk 10 besar pada tahapan tes fit and proper test.


Akhirnya 10 orang itu diterima beberja pada PT Pembangunan Kepri. Cuma dari 10 orang itu, tiga masuk dalam Direksi, yakni satu orang pada posisi Dirut, dua orang lagi masing-masing penduduki jabatan Direktur Operasional dan Direktur Keuangan. Sedangkan sisanya tujuh orang ditempatkan sebagai kepada divisi.


Beda kedudukan tentu beda pendapatan. Sekadar diketahui gaji Dirut BUMD mencapai Rp25 juta per bulan plus rumah kontraran, mobil dinas, uang perjalanan dinas. Sedangkan direktur lainnya hanya mendapat gaji antara Rp10 juta hingga Rp17 juta per bulan, dan para kepala divisi antara seberar Rp7,5 juta per bulan. (zekma/Aji)

Read More..

Rabu, 27 Agustus 2008

Ketua DK Siap Cabut Sendiri PP 63


Ketua Dewan Kawasan (DK) FTZ, Ismeth Abdullah menegaskan jika pemerintah pusat tak kunjung memutuskan pencabutan PP 63 tahun 2003 tentang penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di Batam, maka DK FTZ akan mengambil keputusan sendiri.


”Kita telah lama menanti pencabutan PP 63. Pusat tak kunjung memberi putusan. Jika masih lambat juga, kita pastikan DK FTZ sendiri yang akan putuskan,’’ tegas Ismeth Abdullah, usai menghadiri syukuran penempatan gedung Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kepri di Senggarang.


Ismeth menyebut jika PP 63 masih tetap diberlakukan di Pulau Batam, tentu akan berbenturan dengan penerapan FTZ BBK yang akan segera terealisasi. ’’Personel BPK telah ditetapkan. Setelah itu, menyusul kelengkapan yang lain. Jika semua telah lengkap, FTZ dilaksanakan. Payung hukum yang berbenturan akan dicabut,’’ ujar Ismeth yang juga menjabat Gubernur Kepri ini.


Kesepakatan mencabut PP 63 didasari penerapan FTZ BBK hasil rapat bersama DK belum lama ini. Jika selama ini hanya Batam ditetapkan sebagai kawasan berikat, kondisi itu tak berlaku sejak BBK ditetapkan sebagai FTZ. Oleh sebab itu sudah saatnya PP 63 dicabut dan diganti payung hukum pemberlakuan FTZ BBK.


Sebelumnya, Ismeth Abdullah telah mengatakan pada koran ini Agustus 2008, deadline terakhir penyiapan sarana dan prasarana penunjang pemberlakuan FTZ BBK. Beliau optimis akan terlaksana menyusul telah terbentuk Tim percepatan FTZ dan penyediaan Sekretariat DK FTZ di Tanjungpinang.


Keberadaan sekretariat yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Tanjungpinang lanjutnya memudahkan DK melayani calon investor yang datang. Selama ini katanya DK mengalami kesulitan menerima calon investor luar karena belum tersedia gedung sekretariat DK. Bahkan, beberapa kali calon investor yang menyingahi Kepri, terpaksa diterima di lokasi kantor Gubernur Kepri.


”Lembaga DK FTZ terpisah dari Pemprov Kepri. Kita berdiri masing-masing. Karena itu, Sekretariat DK harus ada dan saat ini tinggal penempatan saja,’’ujar Ismeth. Untuk BPK Pulau Bintan, Ismeth mengatakan karena ada dua pemerintahan yakni Pemko Tanjungpinang dan Pemkab Bintan, DK mengambil keputusan dilakukan pemisahan. BPK Tanjungpinang berdiri sendiri dan BPK Bintan berdiri sendiri. (zekma)

Read More..

Mahasiswa Umrah Kesurupan

Sehari setelah aktivitas Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kepri berpindah ke lokasi baru di Senggarang, Rabu (27/8) sekitar pukul 13.00 siang kemarin, tiba-tiba belasan mahasiswa baru yang tengah menjalani masa orientasi pengenalan kampus (Ospek) kesurupan.


Rektor Umrah, Maswardi M Amin, ketika diminta tanggapannya, mengakui insiden tersebut. Jumlahnya sekitar 14 mahasiswa. Awalnya lanjut Maswardi, hanya 4 mahasiswa yang kesurupan. Mereka langsung ditangani menggunakan jasa tokoh agama dan ”orang pintar” setempat. ”Saya langsung mengambil keputusan, jam 01.30, kegiatan ospek ditutup. Seluruh mahsiswa baru dipulangkan menggunakan bus yang telah disediakan,’’ ujar Maswardi M Amin.


Menurut laporan yang ia terima, insiden terjadi setelah rombongan Wakil Gubernur Muhammad Sani meninggalkan lokasi. Kunjungan Wagubkepri sempena menjalin nota kesepahaman (MoU) Pemprov dengan Umrah tentang larangan pemakaian obat terlarang, pergaulan bebas dan pengaktifan kegiatan pramuka.


”Setelah penandatanganan MoU selesai, mahasiswa baru diistirahatkan. Kita juga shalat bersama. Rencana, setelah shalat, anak-anak diarahkan melakukan kegiatan pembersihan pekarangan kampus. Sebelum kegiatan dilakukan, sekitar 4 orang kesurupan,’’ ungkap Maswardi.


Insiden, pun terus berlanjut. Setelah 4 mahasiswa pertama terkena dan telah disembuhkan, insiden kemudian menimpa satu-persatu mahasiswa lainnya. Mahasiswa yang kesurupan, bukan satu fakultas saja melainkan semua fakultas. ‘’Semua gedung ada ‘penghuni’nya. Karena, mahasiswa yang kesurupan tengah berada dalam gedung. Jumlahnya capai 14 orang,’’ tutur Maswardi.


Terkait insiden ini, rektor pertama Umrah ini mengatakan pihak managemen mengambil beberapa langkah. Antara lain segera mengundang tokoh agama dan ‘orang pintar’ setempat.


‘’Jika tak ada aral, besok (hari ini-red), managemen akan menggelar pertemuan bersama mereka,’’ katanya.
Informasi lain yang diperoleh Batam Pos terkait insiden kesurupan belasan mahasiswa Umrah mengatakan mahasiswa yang terkena mencapai puluhan orang. Mereka yang keserupan itu kebanyakan perempuan, rata-rata dari jurusan Kelautan, dan sebagaian kecil dari jurusan F-KIP serta Bahasa.


Kesurupan berawal dari salah seorang mahasiswi peserta di ruang konsumsi kampus yang belum lama ditempati itu. Mahasiswi tersebut seketika mengerang, berteriak histeris. Beberapa mahasiswa, termasuk mahasiswa senior kemudian menolong mahasiswi yang kesurupan tersebut dan membawanya ke aula.


Diperkirakan, mereka yang kesurupan berjumlah 20-an dari sekitar 700 peserta ospek. Mereka diantaranya bisa disadarkan dengan dibantu masyarakat sekitar. Dengan kejadian itu, ospek di hari itu dibubarkan sebelum ditutup secara resmi. Kampus Umrah yang disenggarang itu baru ditempati saat ospek dilangsungkan. (zekma)

(batampos, 28 Agustus 2008) Read More..

Minggu, 03 Agustus 2008

Di Mana Pun Berada, Kau Selalu Dibutuhkan

Dalam seminar bisnis di Kota Tanjungpinang, beberapa waktu lalu, kebetulan saya salah satu peserta, ada pesan yang tak terlupakan, yakni 'Catat nomor teleponnya, berikan nomor anda, yakinlah komunikasi akan terus berlanjut'. Pesan ini bukan pepesan kosong, pasalnya penyelenggara menghadirkan pembicara Market Leader dan penulis buku Marketing terkenal.

Dengan penuh semangat, energik dan antusias, pembicara membahas bagaimana motivasi pengembangan usaha diselingi pemberian trik menarik agar bergabung dalam group bisnis menggunakan sistim Multy Level Marketing.

Saya terus mendengar. Dalam pikiran (maaf), bukan bisnisnya yang menjadi menarik tapi pesan yang disampaikan memicu adrenalin untuk menilai betapa pentingnya arus komunikasi. Disaat pembicara memberikan tips-tips pengembangan usaha, di sisi lain pikiran saya langsung tertuju ada pihak secara langsung mengecap keuntungan dari pertemuan bisnis ini. Secara tak langsung, ia memanfaatkan momen yang sudah diciptakan dan dibangun menjadi momen menghasilkan profit.

Disadari atau tidak, penyelenggara kegiatan harus memanfaatkan jasanya. Siapa pihak tersebut? Jawabnya produk hulu dan hilirnya perangkat telekomunikasi, salah satu adalah Telkomsel. Mengapa prioritasnya Telkomsel, harus saya akui pula, pengguna produk Telkomsel di lingkungan Provinsi Kepri tercatat paling besar. Sangat beralasan jika Telkomsel membuat moto operator pertama dan terbesar dengan jaringan luas di seantero Indonesia.

’’Luar biasa,’’ teriak saya. Kontan teman di samping kaget mendengar gumaman saya. ’’Bapak tertarik bisnis ini ya,’’ ujarnya. Saya pun tersenyum, mendengar teman sebelah tempat duduk saya menyapa. Saya kembali bergumam, jika-lah pertemuan ini tak ada provider telekomunikasi, contohnya layanan Telkomsel dengan aneka jenis produknya, tentu acara seminar tak berjalan sempurna. Saya bisa pastikan, pasalnya sebagian besar Handphone peserta menggunakan produk layanan Telkomsel. Kenyataan terlihat dari buku absensi kehadiran, yang kala itu mencantumkan nomor ponsel yang bersangkutan.

Mulai dari mengundang, memberitahu jadwal pertemuan, menggunakan Short Massage Serviceses (SMS), lalu Multimedia Message servicess (MMS), lantas silaet pembicara yang dibuat dalam Power Point, Handphone Comminicator miliknya bisa menanyangkan amat jelas dengan layanan Calling Line Identification Restriction. Sekitar 500 undangan yang hadir, sekitar 70 persen menggunakan layanan produk Telkomsel, seperti Hallo, Simpati, Kartu As, dan sebagainya.

Pikiran sempit saya kala itu, selain menghitung keuntungan yang diterima oleh Telkomsel dalam satu kegiatan, saya melihat Telkomsel telah menjadi media kunci untuk mencapai sukses. Luar biasa.

Kondisi Provinsi kepulauan Riau yang meliputi sekitar 4529 pulau bisa menjadi satu oleh Telkomsel. Dunia tanpa batas betul-betul dibuktikan dengan kejelasan suara, akses yang cepat dan tarif murah. Hingga bisa dikatakan kebutuhan pokok saat ini bukan beras tapi pulsa telepon.

Beberapa minggu kemudian, perhatian saya pun kembali tertegun. Saat pencairan Biaya Langsung Tunai BLT sebesar Rp300 ribu perkepala keluarga, ternyata sebagian besar penerima BLT memiliki Handphone. Diterima atau tidak, kategori masyarakat miskin di Provinsi Kepri tak bisa lagi dilihat apakah menggunakan ponsel atau tidak. Yang pasti, banyak masyarakat miskin, punya ponsel. Perhatian pun tertuju tingginya minat warga miskin di Kepri menggunakan provider Telkomsel.

Ibu Anis, salah seorang warga miskin Tanjungpinang penerima BLT, mengatakan pulsa Telkomsel murah. Jika ngomong katanya sedikit makan pulsa. Bukan promosi tapi kenyataan yang terucap dari mulut warga ini.

Pujian juga terucap dari A Sui, pedagang sembako di Jalan Pramuka Tanjungpinang. Bayangkan, ujar pedagang ini seperti tak mau berhenti memuji Telkomsel, bila pake Simpati bisa ngomong panjang lebar sama toke, harga, barang masuk, order bisa saya antar.

Setiap hari, katanya ia harus membagikan setengah kuintal ikan pada pedagang kecil dan rumah makan, Saya Isi pulsa seratus ribu, bisa datangkan uang Rp300.000/hari, sambil dagang bisa cakap sama anak istri saya di Lingga, kabupaten yang berjarak 1600 km dari tj,pinang dibatasi laut, kalau naik speed kurang lebih 4 jam perjalan dengan ongkosnya sekitar Rp375 Ribu one way. ’’Apa tak untung, isi pulsa seratus, kejap-kejap bisa telepon sana sini, rindu lepas untung pun dapat,’’kata A Sui.

Di balik banyaknya pujian, ada juga rasa pesimistis pengagum produk Telkomsel. Salah satu, terlontar dari Penasehat Gapensi Provinsi Kepri, H Majid Asis. Terus terang katanya, belasan tahun ia tak pernah ke lain hati, tetap menggunakan layanan Telkomsel, dimana pun berada.

Rasa pesimistis yang ia ungkapkan, tatkala tengah berada di Desa Penaah Kabupaten Lingga. Dalam kesempatan kunjungan katanya ia kesulitan memanfaatkan jasa layanan Telkomsel, karena signal kecil, bahkan sering hilang.

Dari pengakuan warga Penaah padanya, kerinduan agar layanan Telkomsel lancar, ada mengalir. Harapan warga bukan satu, dua atau tiga orang saja, akan tetapi sangat banyak warga Penaah yang mendambakan.

’’Momen 13 tahun Telkomsel, kita harap Desa Penaah dapat menikmati layanana Telkomsel. Moto Dunia tanpa batas Telkomsel akan lebih sempurna bila daerah yang belum tersentuh dapat menikmati layanan,’’katanya.

Meski demikian, Majid Asis memastikan, keadaan ini hanya terjadi pada satu atau dua daerah saja di wilayah Provinsi Kepri. Dibanding produk layanan komunikasi selurer lainnya, jangkauan Telkomsel jauh lebih luas.

Penulis pun tak mau langsung percaya. Dalam suatu kesempatan berkunjung ke Desa Penaah Kabupaten Lingga bersama rombongan Gubernur Provinsi Kepri, menghadiri pembukaan Lomba Pancing Internasional, belum lama ini, ternyata rasa pesimistis Majid Asis terbukti.

Signal Handphone Merek Nokia seri 6300, milik penulis, ternyata kosong. Padahal, sekitar 1 jam sebelumnya, signal penuh. Pembuktian ini ternyata bukan isapan jempol belaka. Telkomsel belum mengembangkan sayap di daerah tersebut.

Kondisi ini, kemudian menimbulkan rasa penasaran penulis apakah ada rencana pengembangan jaringan Telkomsel ke daerah jauh dari pusat ibukota, seperti Desa Penaah Kabupaten Lingga ini. Jika mengacu moto operator pertama dan terbesar dengan jaringan luas, jelas jawabannya belum sempurna.

General Manager Grapari Telkomsel Tanjungpinang, Filin Yulia, dalam suatu kesempatan perbincangan singkat belum lama ini mengatakan diakui beberapa wilayah di Kepri belum tersentuh layanan Telkomsel. Secara berangsur, ada upaya memenuhi harapan masyarakat ke arah tersebut. Hingga kini jumlah pelanggan mencapai 44,8 juta. Tak berlebihan jika Telkomsel sedikit mengistimewakan pelanggannya. Untuk melengkapi kecanggihan konvergensi IT dan network, Telkomsel mengimplementasikan Convergent Online Charging (COC) dimana sistem ini mempunyai kemampuan meningkatkan fleksibilitas, efisiensi dan penyederhanaan proses dalam menghadirkan ragam inovasi produk dan layanan konvergen prabayar dan pasca bayar.

Seiring dengan penggelaran jaringan terluas, teknology ter-update dan ragam produk yang inovatif, Telkomsel juga berkomitmen untuk hadir lebih dekat dan lebih nyata dengan menghadirkan lebih dari 10.500 titik layanan Telkomsel, baik dikelola sendiri, grapari, gerai, kiosHalo dan outlet dealer. (***)

Meski belum memuaskan, aku kirim buat lomba menulis telkomsel... aku pikir, tak ada salah aku pajang juga di blog-ku.....

Read More..

Minggu, 27 Juli 2008

Tulisan Bosku

Tulisan ini aku ambil dari bloogspot Bang Aat, atasanku di kantor. Tulisan ini sangat luar biasa dan punya nilai penghayatan luar biasa buat orang yang luar biasa. Maaf ya boz, aku pajang dalam blogku,...



Tuhan, Malaikat dan Wartawan

SEMUA orang mempunyai pengetahuan tentang hidup.Tapi yang paling tahu hanya tiga, yakni Tuhan, malaikat dan wartawan. Tuhan dan malaikat, mau apa saja biarkan.Tapi
para wartawan, sesekali bolehlah kita perbincangkan. Supaya imbang. Jangan mereka
saja yang tiap hari mempergunjingkan dan menggosipkan orang.

Tetapi perbincangan kita tentang wartawan akan saya bikin sedemikian rupa sehingga timbul kesan bahwa wartawan itu baik, jujur dan pekerja keras. Soalnya Saya sendiri seorang wartawan. Kalau ditengah perbincangan nanti ada perkembangan yang bisa merugikan wartawan, tentu akan saya coba belokkan, atau bahkan saya stop sama sekali. Hanya orang tolol yang memamerkan boroknya sendiri. Hanya manusia dungu yang membuka-buka auratnya di depan orang lain.
Tuhan mengetahui apa saja, malaikat mencatat segala peristiwa, dan wartawan bukan
hanya sekedar tahu ada peristiwa pengguntingan pita. Wartawan bukan hanya sekedar mengerti teknik wawancara yang terencana. Lebih dari itu, wartawan tahu persis jumlah korupsi seorang pejabat.Wartawan tahu tanah yang dikosongkan penduduk itu akan dikapling untuk proyek apa.Wartawan tahu berapa korban yang sebenarnya dalam sebuah letusan peristiwa.Wartawan tahu skneario-skenario apa saja yang disembunyikan dari mata masyarakat.Wartawan tahu berapa lama lagi akan terjadi devaluasi atau kapan persisnya seorang raja akan turun takhta.Dan yang terpenting dari semua itu, wartawan tahu secara mendetail setiap pori tubuh bintang-bintang film tertentu-saya ulangi, bintang-bintang film tertentu-dalam keadaan sangat jujur dan penuh keterbukaan. Foto-foto tubuh yang inocent, tanpa tedeng aling-aling. Baik yang diambil di lokasi alam, di ranjang kamar, diatas wastafel, atau sedang bercengkerama dengan kuda.
Saya buka rahasia yang sebenarnya bukan rahasia ini dengan maksud agar para bintang film lain yang serius berpikir untuk membersihkan citra korps bintang film dari ideologi buka aurat yang makin merajalela. Kalau kelak tak ada lagi wanita yang bersedia difoto dengan pose penuh kejujuran tubuh, terus terang mata pencarian
saya akan jauh berkurang.Tidak apa-apa.Demi masyarakat kita yang beradab, saya rela berkorban. Jer basuki mawabea.Toh saya sudah punya banyak koleksi foto-foto jujur.
Dan lagi aslinya saya bukanlah wartawan porno.
Saya ini wartawan politik. Dulunya, waktu belajar, saya ini wartawan kesenian.Itu paling gampang.Kemudian saya beralih menjadi wartawan bidang kriminal dan hukum.Ada tahun-tahun saya mengkhususkan diri sebagai wartawan KB dan kelompencapir,
namun kemudian saya memilih jadi wartawan politik saja.
Kenapa? Karena dunia politik selalu amat penuh kesopanan dan tata krama. Sangat menyenangkan. Sopa, artinya politik selalu berpakaian rapih, pakai parfum, dan
segala macam kosmetik. Kalau mulut bau karena jarang sikatan bisa pakai alat tertentu sehingga mulut jadi harum. Kalau tubuh berpanu atau berkadas, bisa dilulur sedemikian rupa sehingga kulit menjadi semulus kulit Meryl Streep atau Ida
Iasha. Pokoknya segala cacat bisa ditutupi. Bau mulut politik, bibir politik, telah ditampilkan dengan berbagai macam parfum dan kosmetika politik sehingga lebih indah dari warna aslinya.
Kalau pada suatu hari ada bisul yang meletus, wartawan akan diberi tugas-lewat telepon-untuk menutupi bisul itu dengan block tinta hitam.Kalau tidak, saya akan
kehilangan eksistensi sebagai wartawan, dan sekian ribu karyawan perusahaan kami juga kehilangan kekaryawanannya. Dan anehnya, kalau kita kehilangan pekerjaan, asap dapu kita jadi terancam.Mbok ya ya kalau tidak kerja itu tetap punya duit gitu loch.Ternyata saya ini pada hakikatnya memang kurang sanggup menghargai kesopanan.Oleh semua itu saya tidak kerasan. Saya ingin menjelalajahi dunia yang penuh dengan kejujuran, keterbukaan tanpa tabir, tanpa tedeng aling-aling. Dan itu saya jumpai dalam dunia glamor sebagai artis-artis. Sebagian lho…sebagaian. Dunia dimana kain menjadi sangat mahal, sehingga ada bintang yang hanya mampu membeli celana dalam
dan bra atau bahkan ada yang tidak bisa membeli apa-apa sama sekali.
Memang di negeri yang ber-KeTuhanan Yang Maha Esa ini kita tak mungkin menerbitkan majalah macam Penthouse atau Playboy. Tapi dalang tak pernah kekurangan lakon. Kita tahu bagaimana mem-playboy- kan media massa dengan cara yang lebih canggih. Cover tak usah telanjang betul, asal merangsang, langsung kita bikin judul yang mlayboy: Bukan panjang pendeknya tapi teknik mainnya. ” Ternyata, masyarakat umum juga amat mendambakan keterbukaan. Masyarakat benci kemunafikan. Maka media massa yang penuh rahasia-rahasia, laku keras. Ditambah dengan maki bodohnya masyarakat modern, buku dan majalah pun harus mengajari mereka bagaimana cara bersenggama yang baik, bagaimana caranya supaya tidak kecelakaan, bagaimana
melakukan penyelewengan secara canggih dan terjaga efek-efeknya, atau memberi keyakinan kepada pemuda-pemudi bahwa keperawanan bukanlah sesuatu yang mutlak.Dalam
hal ini saya telah mewawancarai sejumlah dokter, psikiater, pedagog, pastor dan Kiai.Orang bahkan penasaran terhadap suatu teori yang menyarankan agar lelaki jangan tergantun pada orgasme. Seorang pakar memberi contoh ada seorang nabi yang sanggup melakukan dua belas kali persenggamaan secara runtut tanpa mengalami orgasme.
Teori ini mengatakan bahwa lelaki harus menang melawan kebutuhan orgasme.lelaki bisa lebih besar dibandingkan dengan orgasme.
Akan tetapi di hari-hari terakhir ini saya di bikin pusing oleh sesuatu hal. liputan-liputan gaya play boy melayu sudah hampir mencapai titik jenuh pasar.Maka pemimpin redaksi saya memberi instruksi agar saya melakukan wawancara langsung dengan mahluk yang bernama seks.Ya, seks itu sendiri.Bukan seorang lelaki bukan seorang wanita.
Kalau mewawancarai presiden atau gubernur, jelas birokrasinya. tapi mewawancarai
seks? Dimana gerangan seks berada? Sudah tiga bulan terus menerus saya melacaknya. Saya sudah capek, sehingga tinggal sisa tenaga sedikit saja untuk melaporkan kepada Anda. Seks itu mahluk ciptaan Tuhan. Sudah pasti.tapi apakah untuk mengetahui seks, saya mesti mempelajari filsafat seks atau seks filosofi? Saya tidak mau dibikin puyeng oleh agama seks atau seks yang religius.Tapi kata para wali dulu, seks
itu memang religius, karena merupakan sendi utama regenerasi sejarah, merupakan
manifestasi dari kerinduan Tuhan itu sendiri.Tuhan menciptakan manusia agar
dipandang, didekati dan dicintai oleh manusia ciptaan-Nya. Seks yang tidak religius hanya terjadi pada manusia yang melakukan seks hanya demi dan untuk kepuasan hewaninya belaka.
Itu betul semua. Tapi mana ada koran bisa laku kalau isinya filsafat dan agama? tidak. Saya tak bakalan mewawancarai seorang filsuf atau pakar agama.Saya, dalam rangka melacak seks, langsung saja berangkat ke lokasi pelacuran. Bursa seks.
Namun, ketika saya tanya tentang seks, pelacur itu menjawab, Wah, saya tidak tahu Mas. Disini saya mencari makan. “Dan para lelaki hidung belang itupun menjawab secara kurang memuaskan.”saya memang mencarinya terus dengan jalan bersenggama disini hampir tiap hari.Tapi yang saya jumpai hanya orgasme. Hanya ekstase.Kalau saya ketemu sama seks, untuk apa saya terus-terusan ke pelacur begini??
Kemudian di losmen-losmen penyelewengan alias wisma skandal, dimana mahasiswa-mahasiswi atau pegawai pria dan wanita berseragam suka menyewa kamar satu dua
jam, saya juga memperoleh jawaban yang mengecewakan, “Gini loh, Mas.Kalau Saya sedang sendiri, saya begitu tergoda oleh seks.Tapi kalau sudah berdua di kamar, paling jauh yang saya jumpai adalah diri kami kami sendiri yang berubah
menjelma menjadi kuda atau kera yang bergumul telanjang. Selebihnya, rasa dosa yang kami simpan diam-diam.
Akhirnya, saya pulang dengan putus asa. Saya katakan kepada pemred saya, “Pak, jawaban mereka sangat lucu. Mereka bersenggama, tapi mengaku tak tahu seks.Lha
apa beda antara bersenggama dengan seks?” “Lho sangat berbeda,” kata pemred
saya,”Persenggamaan
itu sekedar alat, atau cara, atau tarekat, untuk mencari
dan menemukan seks.Seks itu suci. Seks itu tinggi derajatnya.Dan derajat kesucian seks tidak mungkin kamu jumpai di kopel-kopel pelacuran, di losmen penyelewengan
atau wisma skandal, juga tidak di kamar-kamar kost kumpul kebo.”
“Ruwet,Pak! kata saya “Karena kamu sukanya bersenggama, tapi salah
paham terhadaps seks. Kamu menyamakan persenggamaan dengan seks seperti menyamakan sembahyang dengan Tuhan, atau perkawinan dengan kebahagian, atau nasi dengan rasa
kenyang. Kalau kamu sudah tiba di kebahagiaan, perkawinan tak dibutuhkan. Kalau
kamu sudah tinggal di Tuhan, kendaraan sembahyang tak diperlukan. Kalau kamu sudah bersemayam di dalam seks, persenggamaan tak dibutuhkan.
“Kalau begitu,” kata saya jengkel, “biarlah saya tak pernah tiba pada seks…!”

Cinta kepada harta artinya baqhil,
cinta kepada perempuan artinya alami,
cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup
dan cinta kepada Tuhan artinya Taqwa.

Oleh: Emha Ainun Nadjib


Wartawan Bodong

CUKUP banyak cap negatif seorang wartawan. Mulai dari wartawan bodrek (bisa bikin sakit kepala?) wartawan tanpa surat kabar (WTS) wartawan gadungan, wartawan bodong, wartawan CNN (cuma nengok-nengok) wartawan tempo (tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak) dan wartawan amplop.

Ada lagi? Kini berkembang pula julukan wartawan copy paste dan wartawan kloning. Atau fotografer bingkai dot.com, yakni setelah jepret sana sini, lalu menjual foto tersebut kepada pengusaha atau pejabat yang terekam dalam foto tersebut.
Kalau di jakarta ada wartawan infotainment, di Batam ada wartawan antar pulau. Maksudnya, ngaku-ngaku wartawan, bikin ulah di Batam, lalu menyeberang ke Tanjungpinang atau Tanjungbalai Karimun. Mereka keliling pulau-pulau di Kepulauan Riau.
Sejak reformasi, koran, majalah dan tabloid serta televisi, tumbuh bak jamur di musim hujan. Akibatnya bisa ditebak. Jumlah wartawan bodong makin banyak. Muncul lebih 2.000 penerbitan. Lalu, satu persatu mati. Tahun 2007, tinggal 826 media cetak. Itupun,hanya 30 persen yang sehat secara bisnis.
Organisasi wartawan pun marak. Sebelumnya hanya ada Persatuan Wartawan Indonesia sebagai wadah tunggal, muncul lebih 40 organisasi wartawan. Sebab,orang bebas bikin koran dan membentuk organisasi wartawan. Tahun 2006, hanya tiga organisasi yang lolos verifikasi Dewan Pers, yakni PWI,AJI dan IJTI.
Jadi, wartawan jadi banyak. Bukan hanya dua seperti Nagabonar. Nah, yang banyak itulah sebagian jadi bodong. Ada karena korannya tutup, tapi masih punya kartu pers, ya ngakunya wartawan. Ada yang dulunya loper, agen, preman, bahkan supir, ngakunya wartawan. Para bodong itu, tidak hanya muncul dari Batam, juga berdatangan dari kota lain. Modalnya, kartu pers dan kartu nama. Kadang dilengkapi dengan surat tugas segala. Kalau ada berita kasus, mereka datang ”menggarap” narasumber. Muncullah istilah: kapal pecah, hiu kenyang. Wartawan bodong sudah menjadi ikan hiu.
Maraknya wartawan bodong lantaran Batam memang kota ”basah” dan banyak penyimpangan. Sejumlah pejabat korup, pengusaha hitam jadi sasaran empuk mereka. Malah, mafia-mafia judi, bos-bos hiburan malam dan bisnis lendir, memelihara wartawan bodong dengan cara memberi jatah tiap bulan.
Dengan modal gertak, datang ramai-ramai, mereka bisa dapat uang dengan mudah. Seorang pengusaha Singapura yang marah lantaran difoto tanpa izin, dijadikan bulan-bulanan. Uang yang diberikan pengusaha itu, dibagi ramai-ramai.
Begitu pula pejabat yang dianggap sumber uang. Mereka menyebutnya ”kapal gula.”
Berita sebuah karaoke di Sekupang membuat bosnya resah. Ia minta pada seorang wartawan agar mempertemukan dengan yang menulis berita. Ternyata, lain yang menulis, lain yang dibawa kesana. Keduanya ditraktir habis. Disuguhi minuman, uang dan wanita. Keesokan harinya, datang wartawan yang menulis berita itu. Pengusaha itu pening. Yang mana satu wartawannya?
Ada pula wartawan yang memboking cewek diskotek. Setelah dipakai, wartawan itu tak mau bayar. Malah, ia menakut-nakuti wanita muda itu dan mengeluarkan kartu nama. Jabatannya: Redaktur Pelaksana. Si perempuan,ternyata punya kenalan polisi. Ia melapor dan wartawan itu ditangkap dan dituduh memperkosa.
Di kota seperti Batam, siapa menyangka tercatat 526 orang wartawan. Baik yang beneran maupun yang bodong. Ketika judi ditutup, tempat hiburan makin sepi, wartawan bodong itu secara perlahan, hilang dari peredaran. Apakah yang bukan bodong tidak bermasalah?
Tidak juga. Ada wartawan yang punya media jelas, juga bertindak seperti wartawan bodong. Malah, sawerannya lebih besar. Jadi, ada wartawan baik, tapi bekerja di media yang tidak jelas. Ada media yang mapan, tapi mental wartawannya bobrok. Ya, sama saja.
Alasan klasik minta uang, mau pulang kampung, istri melahirkan, bikin buku, proposal kegiatan, atau menagih uang dari berita yang dikatakan advertorial. ”Dapat untung Rp2 juta sampai Rp5 juta sekali bikin koran, kan lumayan. Pendapatannya dari iklan tembak. Pokoknya, pasang saja, setelah terbit ditagih. Korannya? dibagikan gratis saja.
Namun, meski bodong daya penciuman dan jelajah wartawan bodong ini, hebat juga. Mereka tahu kasus-kasus dan berita panas tentang pejabat dan pengusaha. Masalahnya, borok pejabat seperti korupsi dan punya wanita simpanan, menjadi makanan empuk wartawan bodong.
Wartawan bodong ini sungguh bikin stres. Seorang pejabat humas, sampai mencret tiga hari lantaran ulah wartawan. Saat ia mau turun lift, dicegat empat orang wartawan bodong dan terang-terangan minta uang.
”Saya buka dompet dan bilang, uang saya hanya Rp180 ribu. Eh, bukannya kasihan, mereka malah merampas semua uang saya,” cerita pejabat humas itu. Ia kapok berurusan dengan wartawan. Ada pejabat yang ketika tahu dipindahkan ke bagian humas, langsung menepuk keningnya sambil berkata,” Alamak!.”
Biasanya, wartawan bodong ini, bangga jadi wartawan. Kemana-mana, pakai topi atau rompi bertuliskan: PERS dan mangkal berkelompok. Kadang di sebuah warung di Nagoya yang mereka sebut DPR (Di bawah Pohon Rindang) atau di kedai kopi, membahas berbagai isu dan masalah.
Kenapa mereka senang jadi wartawan, meski bodong? Mungkin karena dapat kemudahan tertentu, gampang dapat uang atau amplop, dan bisa dekat dengan pejabat atau pengusaha. Wartawan memang dikenal punya powerfull dan terkesan arogan.
Kadang, sedih juga dengan berbagai julukan miring terhadap wartawan. Padahal, konon dulu wartawan dihormati dan disegani serta dijuluki Ratu Dunia. Selain pintar, mereka berasal dari golongan menengah ke atas. Sekarang, masyarakat malah lebih pintar dari wartawan. Langganan beberapa majalah dan koran, punya uang dan akses terhadap informasi global dan berpendidikan.
Lalu, kita mau bilang apa? Tidak hanya wartawan yang menerima suap dan itupun nilainya relatif kecil. Anggota dewan yang terhormat,jaksa, pejabat juga terlibat korupsi. Benarlah kata proklamator kita. Korupsi di negeri ini sudah membudaya. ***




Ini kisah nyata seorang wartawan. Betapa seorang perempuan, nyaris menghancurkan karirnya, menipunya bertahun-tahun, dengan modus yang langka. Kisah ini ditulis atas seizin wartawan bersangkutan. Namanya disamarkan. Sebut saja sang wartawan Fahri, dan perempuannya Aisha, seperti tokoh dalam film Ayat-Ayat Cinta.

Fahri memulai karirnya di Batam sebagai wartawan. Ia cukup bisa diandalkan. Beritanya sering menjadi headline. Dua tahun bekerja, ia berkenalan dengan seorang gadis di atas kapal, saat ia mudik dan kembali ke Batam. Aisha yang baru berkenalan dengan Fahri, mengaku kecopetan dan kehilangan uang. Fahri datang sebagai dewa penolong.
Singkat cerita, sampai di Batam mereka berpacaran, lalu beberapa bulan kemudian menikah. Sebelumnya, Aisha tinggal bersama orangtuanya di sebuah perkampungan nelayan. Setelah menikah, mereka mengontrak rumah. Berbulan-bulan kemudian, Aisha belum juga hamil. Sementara, Fahri sering pulang malam karena tugas liputan.
Agaknya, Aisha tidak siap menghadapi hari-hari sebagai istri wartawan. Beberapa kali mereka bertengkar. Aisha pergi ke rumah temannya, malah pernah kos di tempat lain.
Mereka sempat pisah ranjang beberapa bulan.
”Ia kembali lagi pada saya. Ternyata, istri saya mengaku hamil tiga bulan,” kata Fahri. Ia tidak tega menyia-nyiakan sang istri yang sedang mengandung anaknya. Ia menerima istrinya kembali kepadanya. Fahri makin sayang kepada istrinya. Kadang-kadang, ia ikut ke dokter memeriksa kandungan istrinya dan di USG. Tapi, Fahri tidak ikut masuk ke ruang periksa karena ia harus ke kantor.
Karena saya dan Fahri bertetangga, suatu malam istri saya bercerita, ia heran melihat Aisha yang menolak saat ingin mengelus perutnya yang sedang hamil. ”Bang, kok istri Fahri mengelak saat saya mengelus perutnya yang hamil, ya? kata istri saya. Saya langsung menegur,”Ah, tak usahlah ikut campur urusan orang lain,”kata saya.
Fahri dan Aisha yang belakangan juga pindah dan menjadi tetangga saya, akhirnya punya anak perempuan. Di rumah mereka, juga ikut tinggal dua saudara Fahri, satu perempuan dan satunya lelaki. Seperti biasa, karena tuntutan pekerjaan, Fahri sering pergi pagi pulang malam.
Nah, anak pertama mereka lahir saat Fahri sedang di rumah, usai makan sahur. Dengan alasan mau jalan-jalan pagi, Aisha pergi sendiri keluar rumah. Eh, paginya ternyata Aisha mengaku sudah melahirkan dan pergi sendirian ke rumah seorang bidan, sekitar 800 meter dari rumahnya.
Aisha pulang ke rumah membawa bayi yang masih merah, serta pakaian yang masih berlumur darah. Aisha bilang, ia diantar bidan dan bidannya langsung pergi. Fahri percaya saja dengan apa yang disampaikan istrinya. Beberapa hari kemudian, Aisha memperlihatkan akte kelahiran anak itu. ”Saat itu, saya yakin, itu anak saya,”kata Fahri, kepada saya.
Sampai anak tersebut berusia dua tahun, tidak ada masalah. Fahri amat sayang pada anaknya. Setahun kemudian, Aisha kembali melahirkan anak yang kedua. Lagi-lagi, ia melahirkan saat Fahri sedang bekerja dan tidak di rumah. Seperti wanita hamil lainnya, perut Aisha makin lama makin membesar.
Saat acara potong rambut memperingati kelahiran anak keduanya, tetangga di komplek
diundang ke musala. Seperti biasa, Fahri sedang tak di rumah. Aisha menyiapkan nasi kotak, dan keningnya dibubuhi parem, dan perutnya dililit stagen. Acara syukuran itu berjalan lancar, dan tak ada yang curiga, ada yang aneh dengan Aisha.
Sebenarnya, sejak kelahiran anak kedua, Fahri mulai curiga. Sebab, pada hari tertentu, anak tersebut dibawa pergi entah kemana. Aisha beralasan, dibawa ke rumah saudaranya. ”Saya mulai curiga, tapi tidak punya bukti,”kata Fahri.
Kecurigaan Fahri makin bertambah. Sebagai warga di komplek itu, ibu-ibu setiap bulan mengadakan arisan. Setiap bulan, Aisha selalu minta uang Rp500 ribu kepada Fahri untuk bayar arisan. Suatu hari, iseng-iseng Fahri bertanya, berapa uang arisan kepada ibu ketua arisan di komplek itu.
Fahri terkejut, saat diberitahu bahwa arisan hanya Rp50 ribu sebulan, dan itupun sudah berakhir. Ternyata, selama ini istrinya berbohong kepadanya. Bagai dibukakan mata hatinya, kecurigaan Fahri makin menjadi-jadi.
Malam itu juga, ia pergi ke rumah bidan tempat anak pertamanya dilahirkan.
”Jangan-jangan, itu bukan anak saya,” katanya. Mukanya pucat pasi, saat bidan yang ditanyainya mengaku, anak pertama Fahri yang sudah berusia dua tahun, bukan anak yang dilahirkan istrinya, tapi anak wanita lain!
Anak itu diberikan kepada istrinya, lalu wanita itu pulang ke Jawa. Kepada bidan itu, Aisha beralasan, ia ingin memiliki anak itu, agar Fahri tidak meninggalkannya. ”Saya kira, bapak tahu bahwa anak itu bukan anak bapak,” kata bidan itu.
Ternyata, anak kedua yang ”dilahirkan” Aisha, juga bukan anak Fahri. Sukses menipu dengan anak pertama, Aisha kembali menipu Fahri untuk kedua kalinya! Uang arisan dan macam-macam permintaan Aisha kepadanya, diduga dikirimkan kepada orang tua anak itu dan sebagai imbalan setelah anaknya diambil Aisha.
Hebatnya, selama dua kali pura-pura hamil itu, diam-diam Aisha mengganjal perutnya dengan bantal! Itu juga yang dilakukan saat menipu suaminya pada kelahiran pertama. Pantas ia mengelak saat istri saya mau mengelus perutnya, lazimnya wanita hamil.
Pertanyaan yang menggelitik, kenapa Fahri bisa tidak tahu kehamilan istrinya palsu? Apakah mereka tidak berhubungan sebagai suami istri? ”Kami tetap berhubungan saat ia masih hamil muda. Tapi, setelah itu, istri saya seperti sengaja menciptakan konflik sehingga kami tidak jadi berhubungan,” cerita Fahri.
Ada saja yang dipersoalkan. Mulai dari uang belanja, sampai ke soal pekerjaan Fahri yang menyita waktunya. Belakangan, Fahri baru menyadari, istrinya sengaja menjaga jarak agar mereka tidak berhubungan sebagai suami istri, agar kedoknya tidak terbongkar.

Setelah kebohongan istrinya selama ini terungkap, Fahri marah besar. Sampai hati istrinya sendiri menipunya punya anak dua kali. Pertengkaran pun tak terlelakkan. Saking geramnya, Fahri melaporkan istrinya ke polisi dengan tuduhan penipuan. Aisha masuk penjara. Dengan berbagai rayuan, Aisha memohon-mohon agar dibebaskan dari tahanan. Ia dan keluarganya minta penangguhan penahanan.
Selain kasihan dan permintaan keluarga Aisha, akhirnya Fahri mencabut laporannya ke polisi. Ia berharap, masalahnya selesai dan Aisha tidak lagi mengganggunya. Namun, apa yang terjadi? Aisha melaporkan Fahri kemana-mana. Ia melaporkan Fahri menyia-nyiakannya kepada bosnya di kantor. Tidak itu saja. Aisha juga melapor ke Lembaga Swadaya Masyarakat dan ke Komnas Perempuan, seolah-olah ia wanita yang teraniaya.
Setelah semuanya terungkap, bidan yang menolong persalinan palsu Aisha, juga ketakutan lantaran Fahri mengancam akan melaporkan keterlibatanya ke polisi karena mengeluarkan akte kelahiran palsu. Karena saya Ketua RW, bidan itu juga melaporkan masalah tersebut kepada saya.
Ia meminta, agar saya membantu memberi pengertian kepada Fahri, agar jangan melibatkannya dalam kasus itu. ”Tapi, bagaimanapun secara hukum Anda salah, karena mengeluarkan akte kelahiran palsu,”kata saya.
Tak mau memperpanjang masalah, Fahri akhirnya mencabut laporan ke polisi. Aisha tetap berusaha merongrong dan mengganggu ketenangan Fahri. Ia akhirnya menceraikan istrinya yang tega menipunya selama empat tahun pernikahan mereka.
Dalam sidang, Fahri membeberkan semua kelakuan istrinya. Bagaimana dengan anak mereka? Lantaran terlanjur sayang, Fahri meminta kepada hakim agar anak itu diasuhnya sebagai anaknya sendiri, meski ia tahu, anak itu bukan darah dagingnya. Namun, karena usianya baru dua tahun lebih, hakim menyerahkan anak itu dibawah
asuhan Aisha, sampai berusia 18 tahun.
Setelah beberapa kali sidang, hakim memutuskan perceraian mereka. Namun, Fahri masih khawatir, mantan istrinya masih mengganggunya. Ia sempat mengajukan minta pindah tugas ke kota lain. ”Mata hati saya baru terbuka, setelah saya ikut ESQ dan rasanya saat ini saya menjadi lebih tenang,”katanya, setelah bertahun-tahun dibohongi istrinya. Tidak hanya soal dua anak, ternyata istrinya juga berbohong soal pembayaran cicilan uang muka rumah mereka, serta berbagai biaya yang dimintanya selama ini.
Setahun kemudian, Fahri menemukan gadis tambatan hatinya. Mereka kemudian menikah, dan kini dikaruniai seorang bayi perempuan. Bagaimana tanggapan istrinya soal kisah istri pertamanya? ”Dia bilang, kok bisa ya ada wanita yang berbohong dan merekayasa menipu suaminya,” kata Fahri, mengutip istrinya. Kini, Fahri memetik hikmah dari peristiwa pahit selama empat tahun perkawinannya. ”Mudah-mudahan, kisah saya ini tidak terulang pada orang lain,”katanya. Bagaimana tanggapan Anda? ***
Read More..

Minggu, 13 Juli 2008

Selamat Ulang Tahun, Isteriku...


Minggu, 13 Juli 2008, aku benar-benar ngerasain jadi ibu rumah tangga. Sehari sebelumnya, isteri tersayangku, Devi Yanti Nur, genap

berusia 31 Tahun. Ia lahir 12 Juli 1977. Tak ada perayaan bak seorang artis, dan konglomerat. Kita sekeluarga hanya keliling kota,

makan bareng di Mc Donald, maen di Time Zone Bintan 21, liat pasar malam, pulang dan ....
Dua anak kami, Audrey dan farel, memberi hadiah kecupan mesra di pipi kanan, kiri dan kening isteriku. Tak lupa, hasil buah cinta

kami ini ngucapkan Met Ultha buat ibu. ''Bu, slamat ulang tahun ya, moga tambah sayang ama kita. Audrey janji tak nakal,''kata sang

kakak, Audrey Azdilla, nyampaiin ucapannya pada ibu tersayang.
Selanjutnya, giliran aku beri selamat. Ya,... ucapan tersebut tak bisa kuucapkan karena ... (lupa alasannya). dalam hati, aku berjanji,

akan terus sayang ama isteriku. Bagiku, ia adalah isteri yang bisa diajak susah, bisa ngurus rumah tangga, bisa yakinkan aku menatap

kehidupan, dan banyak lagi. Jika disebutkan satu persatu, wah.. banyak sekali.
Ultha kali ini, kuakui tak ada kado special kuberikan. Isteriku pun memaklumi hal ini. Ia tak ngotot minta dibelikan hadiah. ''Tak apa,

ayah. Kita khan tengah membangun,''ujar isteriku, saat kedua anak kami tengah terlelap.
Lantas, aku pun beranjak dari tempat duduk. Aku mengajak isteriku ke dapur. Di sana, kami melihat kayu-kayu berjejer. Di bagian

atas, kami lihat besi ulir menghiasi. Belum dilakukan pengecoran karena Pak tukang belum siap mengerjakan. ''Ini hadiah paling

istimewa buatku, Yah. Tak penting kado asal dapur kita selesai dibangun,''katanya, manja.
Ucapan ini seakan membangkitkan semangatku untuk cepat merampungkan pembangunan. Maklum, sebagai karyawan biasa, tingkat

pendapatanku hanya lebih dari cukup saja. Tapi, dalam hati, aku optimis, pembangunan dapur kami akan rampung. Segala upaya,

daya dan usaha akan ku lakukan. Hadiah ini akan kupersembahkan buat isteri tersayangku.
Keesokan harinya, Minggu 13 Juli 2008, waktu menunjukkan pukul 05.00. Aku sengaja bangun pagi untuk memberikan kejutan buat

isteriku. Sebagai suami yang sehari-hari hanya terima bersih pelayanan rumah tangga, aku ingin pula merasakan bagaimana rasanya

jadi seorang ibu rumah tangga, yang suka rela menyiapkan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan pekarangan, dan

menyiapkan kebutuhan anak kami.
Aktifitas pertama kulakukan adalah masak nasi. Meski menggunakan Rice Cooker, tetap saja aku kikuk. Takaran airnya tak bisa ku

tebak. Jika tak pas, aku berpikir nasi tak enak. Beruntung aku masih ingat petunjuk orang tuaku saat aku belum bekeluarga duku. ''Jika

mau masak nasi, airnya setengah telunjuk,''pesan ibuku yang saat ini tinggal di Pekanbaru. Aku pun akhirnya melakukan petunjuk

tersebut.
Disela-sela masak nasi, aku kemudian mencuci pakaian. Wah, tumpukannya banyak sekali. Maklum, isteriku mencuci tak setiap hari.

Dia mencuci 2 hari sekali. Belum lagi aroma pakaian kotornya, yang didominasi pakaian anak-anakku. Kalo pakaian Alel ngak masalah,

tapi pakaian kak Aurey aromanya luar biasa. Maklum, ia suka ngompol.
Ku masukkan pakaian tersebut dalam mesin cuci. Ku tuang air dan masukkan Rinso. Mesin cuci pun bergerak.
Seterusnya, ku tinggalkan mesin cuci yang tengah bekerja. Perhatianku kemudian tertuju ruangan dan pekarangan. KU ambil sapu

dan mulai membersihkan.
Sekitar pukul 09.15, tiga pekerjaan tadi selesai. Badanku, capek sekali. Isteriku tersenyum-senyum. ''Gimana rasanya, enak tak jadi

ibu rumah tangga. Itu yang kita lakukan tiap hari,''sindirnya, saat aku tergolek lemas di kursi tamu. Kami pun tertawa bersama, diiringi

kehadiran buah hati kami, pertanda minta dibuatkan susu kegemarannya.
''Selamat Ulang tahun, ya bu. Ayah akan terus sayang, cinta dan perhatikan kalian,''katanya, dalam hati. (***)

//keterangan foto

Isteriku, Devi Yanti Nur dan kedua anak kami, Audrey dan Farel di depan rumah kami, Perumahan Griya Permata Indah Blok C Nomor 2, Jalan Harmoko Batu 7 Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Read More..

Rabu, 18 Juni 2008

Surat Permohonan Sudah Di Tangan Presiden

*Dalam Waktu Dekat Pengganti PP 63 Terbit
TANJUNGPINANG (BP)- Surat resmi permohonan pencabutan PP 63 Tahun 2003 yang menjadi dasar pungutan pajak atas otomotif, rokok, elektronik, dan minuman beralkohol (mikol/miras) di Batam, telah disampaikan utusan Dewan Kawasan (DK) FTZ BBK ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ditembuskan ke Wakil Presiden Yusuf Kalla, Menteri Keuangan RI, Menteri Perekonomian RI, dan Kepala BKPN pusat, Jumat (13/6).
Dua orang tim yang diutus Ketua DK FTZ BBK, Ismeth Abdullah yang menyampaikan surat permohonan tersebut adalah Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kepri, Jon Arizal dan Kepala Badan Penanaman Investasi Daerah (BPID) Kepri, Mohammad Toufik.
''Surat permohonan pencabutan PP 63 telah kita sampaikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ditembuskan ke Wakil Presiden Yusuf Kalla, Menteri Keuangan RI, Menteri Perekonomian RI, dan Kepala BKPN pusat,'' ujar Jon Arizal, kemarin (16/6).
Jon Arizal memastikan, dalam waktu dekat pusat mengeluarkan keputusan baru pengganti PP 63. Saat ini, pusat tengah mempersiapkan PP pengganti PP 63. Yang jelas, PP baru ini tak akan berbenturan dengan payung hukum FTZ BBK.
Didesak kapan jadwal pasti keputusan itu terbit, Jon Arizal mengaku belum mengetahui. Yang pasti katanya, pusat memberi respon positif mengganti PP 63. ''Dalam waktu dekat, Presiden melalui Menteri Keuangan akan memberi keputusan. PP 63 yang dicabut akan ada penggantinya,'' sebut Jon Arizal.
Jon menjelaskan FTZ mempunyai peran penting menarik Penanam Modal Asing (PMA) dan Penamam Modal Dalam Negeri. Karena didalam regulasinya, FTZ memberikan kemudahan proses perizinan dan juga penyediaan lokasi pergudangan.
Pergudangan yang dimaksud adalah lokasi yang berstandar internasional dan telah memenuhi studi kelayakan. Pejabat ini berharap, realisasi FTZ BBK segera dilaksanakan. Persiapan maksimal secara berangsur telah dilakukan DK FTZ.
Seperti diketahui, Payung hukum penerapan FTZ BBK mengacu 3 keputusan Presiden (kepres) yakni Kepres Nomor 9 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Kepres Nomor 10 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, dan Kepres Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.
Dalam ketetapan presiden, aktivitas sehari-hari BPK harus berkoordinasi dengan DK FTZ. Dewan Kawasan-lah kemudian akan melakukan koordinasi ke pusat melalui Dewan Kawasan Nasional. Dewan Kawasan Nasional bertugas membantu presiden dalam penetapan kebijakan makro dan pembinaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Indonesia (FTZ), yang kemudian dijabarkan implementasinya di tingkat DK FTZ.
Secara nasional, kebijakan umum DK Nasional mengatur Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kebijakan dikaitkan membuka lapangan kerja serta sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian secara nasional. (zek)
Read More..

Jemaja akan Buktikan Gabung Natuna

*Jika Tak Jadi Pusat Ibukota Anambas
TANJUNGPINANG (BP)- Lapisan masyarakat kecamatan Jemaja Natuna, terkejut mendengar pernyataan Ketua Umum Badan Pembentukan dan Penyelaras Kabupaten Kepulauan Anambas (BP2KKA), Prof Zein, saat menghadiri undangan dialog interaktif RRI, Senin (16/6). Zein menyebut lapisan masyarakat Siantan, Palmatak dan Jemaja, setuju calon pusat ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas di Tarempak (Siantan).
''Ini pembohongan publik. Kita tak pernah setuju jika calon pusat ibukota di Tarempak. Tapi kita akan terus mendukung pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara tegas, masyarakat Jemaja minta pusat ibukota di pusatkan di kecamatan Jemaja. Jika tidak, kecamatan Jemaja akan menarik dukungan pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas dan kembali bergabung Kabupaten Natuna. Ini tak bisa ditawar lagi,'' tegas Ketua Pemuda Jemaja, Anis didampingi beberapa tokoh masyarakat Jemaja, kepada wartawan, di Tanjungpinang kemarin.
Sikap tak menyetujui Tarempak atau kecamatan lainnya, kecuali Jemaja, dijadikan calon pusat ibukota, lanjutnya telah disampaikan ke DPR-RI dan Menteri Dalam Negeri. Dua institusi di pusat ini memastikan jika semua komponen di Anambas belum duduk bersama untuk memutuskan calon pusat ibukota, pengesahan pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas akan ditunda.
''Keputusan ini langsung kita dengar dari Ketua Komisi II DPR-RI saat kita menyampaikan sikap masyarakat Jemaja belum lama ini. Perlu diketahui, kita tak main-main dalam hal ini. Jika Jemaja tak jadi pusat ibukota, kita akan buktikan kembali bergabung dengan Kabupaten Natuna. Biarlah, mereka bergerak sendiri,'' tegas Anis.
Tokoh Masyarakat Jemaja yang juga dipercaya Penasihat BP2KKA, Abdul Khahar ikut angkat suara. Tokoh ini menilai, tanda tanya penetapan calon pusat ibukota Anambas, sebenarnya telah tampak sejak awal rencana pembentukan Kabupaten Anambas. Abdul Khahar melihat, susunan kepengurusan harian BP2KKA, didominasi warga Tarempak saja.
Saat kenyataan ini berusaha ditanyakan pada Ketua Umum BP2KKA dan pengurus harian lain, hingga kini katanya warga Jemaja tak pernah mendapat jawaban pasti. ''Kita sangat sayangkan hal ini. Jika-lah pengurus inti BP2KKA profesional dan mengacu kepentingan semua pihak, tentu mereka melibatkan seluruh lapisan yang ada di tiap kecamatan. Nyatanya, hal tersebut tak terjadi,'' ujar Abdul Khahar.
Sikap penolakan kecamatan lain ditetapkan sebagai calon ibukota Anambas, tambahnya bukan beberapa pihak di Jemaja saja. Yang menolak katanya seluruh masyarakat Jemaja, baik yang ada di perantauan mau pun yang ada di kecamatan Jemaja Natuna. Semua telah sepakat, jika Jemaja tak jadi pusat ibukota, lebih baik kembali bergabung dengan Kabupaten Natuna.
Sebelumnya, masyarakat Jemaja yang terhimpun dalam BP2KKA Kecamatan Jemaja, juga telah mendatangi kantor Gubernur Kepri. Mereka mempertanyakan kebenaran surat yang dikeluarkan DPRD Natuna Nomor KPTS.14/DPRD/2007, yang telah menyetujui letak calon ibukota Kabupaten Anambas di Tarempa. Jika memang benar dewan Natuna telah mengeluarkan surat yang dimaksud, maka masyarakat Jemaja minta Pemprov Kepri memberi foto copy arsip suratnya.
Warga Jemaja mengklaim, hingga kini tetap dengan tegas minta calon ibukota Kabupaten Anambas berada di Jemaja. Permintaan ini pun, menurut warga Jemaja telah beberapa kali disampaikan ke semua pihak. Secara berani, warga Jemaja mengancam jika pusat pemerintahan tak berada di Jemaja, akan menarik dukungan pembentukan Anambas dan kembali bergabung dengan Kabupaten Natuna.
Sebelum beberapa perwakilan dipersilahkan masuk ke kantor Gubernur Kepri, kumpulan warga Jemaja sempat melakukan orasi. Mereka mendapat pengawalan aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov Kepri. (zek)
Read More..

Tentukan Pilihan Caleg Dari Sekarang

TANJUNGPINANG (BP) - Warga dingatkan jangan salah menetapkan calon wakil rakyat jelang Pemilu 2009. Kecenderungan salah pilih calon bisa terjadi melihat jumlah parpol capai 40-an. Artinya, ratusan calon wakil rakyat akan menghiasi bursa pencalonan dalam satu wilayah kabupaten/kota se-Kepri.
''Tanjungpinang dibagi 3 daerah pemilihan (dapil). Jika tiap parpol menawarkan 10 calon di satu dapil, akan hadir sekitar 400 calon wakil rakyat. Kita harap, warga jangan salah menetapkan calon. Lihat calon yang benar-benat punya misi pengembangan daerah. Jangan tergiur dengan penampilan sesaat karena akan berimbas 5 tahun kedepan,'' ujar Tokoh Masyarakat Kepri, H Majid Asis, kemarin.
Sudah rahasia umum, lanjutnya jelang pemilu masing-masing calon bakal maju akan memainkan peran maksimal melakukan pendekatan terhadap lapisan masyarakat. Jika calon banyak uang katanya tak segan-segan merogoh kocek mereka, untuk membeli keperluan yang diharapkan konstituen.
Di balik kerelaan calon, lapisan masyarakat harus pula melihat sepak terjang yang bersangkutan di tengah lapisan masyarakat selama ini. Jika ia dikenal telah berperan buat kepentingan umum, Majid mengharapkan masukkan namanya dalam nominasi pilihan wakil rakyat. Jika yang bersangkutan selama ini tak dikenal, lapisan harus waspada. Bisa saja, upaya yang dilakukan, hanya untuk kepentingan sesaat.
''Ambil saja uangnya tapi jangan lihat orangnya,''ujar Majid Asis.
Harapan Majid lain tertuju penetapan calon pemilih. Sudah saatnya Dinas Kependudukan memberikan gambaran data pemilih terbru. Jangan sampai, saat pemilu yang penyelenggaraannya sekitar 1 tahun lagi, masih menggunakan data lama. ''Akhirnya, banyak warga pemilih mengaku tak bisa menggunakan hak pilih karena tak tercatat sebagai pesert pemilih,''pungkasnya. (zek) Read More..

Minggu, 15 Juni 2008

Sang Buah Hati (2)



Namanya Muhammad Farel Khatami. Lahir di Rumah Bersalin Harapan Kita Batam, 31 Agustus 2004 silam. Anak bontotku ini punya kegemaran beda dengan anak sebayanya. Ia doyan makan roti selai, Donat coklat, mie goreng, and susu Milo. Bukan sok kebarat-baratan, emang begitu-lah kenyataannya. Tapi, makan nasi lauk telor mata sapi campur kecap manis, juga senang.

Oo, ya... tau ngak yang kasi nama anakku ini. Dia adalah Ramon Damora. Teman dekatku sekaligus atasanku di kantor. Orangnya humoris, gaul dan suka menolong, huss, kok malah ngomongin Pak Ramon, ya...

(keterangan gambar aku, kakak Audrey (kiri) dan anak bungsuku, farel (kanan). Foto ini diambil saat kita menghadiri acara Family Gaterring Batam Pos di Batam View beberapa waktu lalu)

Farel sekarang beda dengan Farel waktu bayi dulu. Bedanya dikit aja, jika saat bayi ia make Dot kecil, sekarang pake Dot besar, ha.. ha.. ha... Maklum, hingga kini ia masih suka nge-Dot.

Meski belum masuk sekolah, tiap pagi ia selalu rajin nemanin ayahnya ngantar kakak sekolah. Karena itu, siapa pun orang yang nanya apakah Farel dah sekolah, jawabnya 'udah sekolah'. (Tanya aja kalau ngak percaya, wek). *** Read More..

Sabtu, 14 Juni 2008

Sang Buah Hati (1)



Menginjak umur 5,4 tahun, segudang prestasi telah diraih anak sulungku. Namanya Audrey Azdilla. Lahir di Kota Batam, saat aku bertugas di kota industri tersebut. Dia centil, imut dan lucu. Semua orang senang ngelihat tingkah polahnya, termasuk tetanggaku.

(Keterangan gambar sebelah adalah Anakku, Audrey Azdilla, pake baju peri warna putih-merah, dan pake mahkota warna merah. Saat ikut carnaval murid TK se-Kota Tanjungpinang, belum lama ini. Mantap gayanya, khan?...)

Tak jarang, beberapa tetangga, dengan senang hati mengajak ia jalan-jalan, meski hanya nongkrong di lokasi bundaran Naga Bintan Center, Tanjungpinang.

Oo, iya, terkait segudang prestasi yang dimiliki sang buah hati-ku, ada beberapa bidang. Antara lain, bidang rumah tangga, ia jago nangis dan ngompol. Hampir tiap malam, ibu tersayangnya, harus bongkar-pasang kasur kesayangan anakku yang akrab disapa Audrey, tersebut.

Prestasi gemilang bidang rumah tangga lain, Audrey juga jago obrak-abrik pakaian dalam lemari. Meski sang 'Mbok', panggilan pembantu yang kurang lebih 1 tahun mengabdi di rumahku, baru saja merapikan susunan pakaian dalam lemari, Audrey tak peduli. Ujung-ujungnya, ya, .. sang Mbok harus ngulang ngerapi'in susunan pakaian.

Prestasi lain Audrey juga pada bidang sekolah. Saat ini, ia tercatat siswa Taman Kanak-kanak TK Al-Falah Tanjungpinang, kelas Nol kecil. Meski lebih banyak libur dari-pada sekolahnya, ternyata pengetahuannya tak kalah teman-teman yang saban hari masuk sekolah. Ini, pengakuan para gurunya lho, suer, tak bo'ong.

Fakta yang benar-benar terjadi--bisa dibukti'in langsung, ketika Audrey ditanya angka-angka, hafalan ayat dan doa pendek, buat huruf dan baca nama benda. Weleh, tak disangka, ia bisa meski terbata-bata. Dalam pikiranku, anakku ini mengalir darahku, di mana, saat masa kecil dulu, aku juga begitu. Kata orang-orang, pintar gitu lho... (nyombong dikit).

Bidang lenggak-lenggok yang bahasa krennya Fashion Show, anakku juga punya beberapa prestasi. Ia pernah terpilih sebagai juara Fashion Show paling menarik, pada Lomba Fashion Show Balita Cilik, di taja LSM Bina Kaumku, Tanjungpinang tahun 2007 lalu. Hadiahnya, dapat applous dan ucapan selamat dari Sekretaris LSM Bina Kaumku, Devi Yanti Noer, SP, yang tak lain tak bukan adalah ibu anakku sendiri. Kala itu, Audrey juga dapat hadiah baju cantik, yang sumber uangnya dari kocekku,.. ha.. ha.. . (***) Read More..

Selasa, 10 Juni 2008

PLN Bisa Digugat

PLN Bisa Digugat
Batam Pos, Kamis, 05 Juni 2008

Belum Mampu Sediakan Listrik

TANJUNGPINANG (BP)- Direktur Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Makbullah Pasingringi mengatakan, PLN bisa digugat karena hingga kini belum mampu memenuhi pemenuhan ketersediaan listrik di Pulau Bintan.

Mengacu Pasal 45 ayat 1 UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi, setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum, katanya secara jelas mengatur tentang perlindungan konsumen.

Hal ini diungkapkan Makbullah, usai pembukaan kegiatan Pelatihan Motivator Perlindungan Konsumen untuk kelompok masyarakat Konsumen, berkoordinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri, di Bintan Beach Resort (BBR) Tanjungpinang, kemarin.

Namun, sebelum gugatan dilakukan konsumen, sebaiknya harus memahami mengapa PLN hingga kini belum mampu memenuhi hak pelanggan. Tak saja warga Kepri yang mengalami, tetapi hampir merata di Indonesia. Artinya, krisis listrik sifatnya nasional.

Dalam melakukan upaya gugatan, Makbullah mengatakan bisa melalui lembaga resmi perlindungan konsumen atau melalui Pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Lembaga resmi inilah katanya harus berperan maksimal melakukan perlindungan terhadap hak konsumen.

Makbullah mengatakan saat ini ada dua lembaga resmi perlindungan konsumen meliputi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).

BPSK adalah institusi non struktural yang memiliki fungsi sebagai institusi yang menyelesaikan permasalahan konsumen diluar pengadilan secara murah, cepat dan sederhana. Badan ini sangat penting dibutuhkan di daerah dan kota di seluruh Indonesia. Anggota-anggotanya terdiri dari perwakilan aparatur pemerintah, konsumen dan pelaku usaha.

Konsumen yang bermasalah terhadap produk yang dikonsumsi akan dapat memperoleh haknya secara lebih mudah dan efisien melalui peranan BPSK. Selain itu bisa juga menjadi sebuah akses untuk mendapatkan infomasi dan jaminan perlindungan hukum yang sejajar baik untuk konsumen maupun pelaku usaha.

Dalam menangani dan mengatur permasalahan konsumen, BPSK memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan dan keterangan dari para pihak yang bersengketa.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepri, Jon Arizal mengatakan, Provinsi Kepri yang berbatasan dengan negara tetangga berimbas banyaknya produk luar di Kepri. ”Peredaran produk makanan impor tak bisa memberikan jaminan perlindungan konsumen,’’ kata Jon Arizal. (zek)

Read More..